Padaherang, myPangandaran.com - MENDUNGkembali menghiasi langit, wajah para pengrajin sale di Kampung Sindangkerta, Desa Karangpawitan, Kecamatan Padaherang, tertunduk lesu. Musim penghujan merupakan musim yang sangat merugikan bagi pengrajin sale. Bagaimana tidak, irisan sale setelah di cetak kemudian harus di jemur di terik matahari. Proses penjemuran terkadang membutuhkan waktu hingga tigahari lamanya. Namun karena matahari selalu terhalang oleh awan mendung, proses penjemuran membutuhkan waktu hingga satupekan lamanya. "Pesanan memang menjadi banyak dan harganya pun sedang bagus. Tapi banyak pesanan yang nggak bisa terpenuhi akibat sering turun hujan," kata ibu Sariah seorang pengrajin sale setempat.
ibu Sariah mengaku, sejak beberapa bulan terakhir, cuaca tidak mendukung proses pembuatan sale. Bagi ibu Sariah yang hanya seorang pengrajin sale dengan harga Rp 90 untuk satu buah sale mentah, hal tersebut membuatnya merugi. Pasalnya, dapurnya bisa"ngebul" berkat hasil jerih payah membuat irisan sale."Biasanya dalam tiga hari, upah hasil pembuatan sale ini dapat di bawa pulang. Kini bisa menjadi tujuh hari atau bahkan sepuluh hari. Terkadang kami sekeluarga harus berusaha sehemat mungkin untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," katanya.
Hal yang sama diutarakan Kartiem, gara-gara cuaca selalu mendung dan turun hujan, ia menghentikan proses pembuatan sale nya. Dan sekarang pun ia hanya mengasuh anak kecil nya yang berusia 6 bulan. Gara-gara musim hujan banyak pengrajin sale yang rugi gara-gara sale hasil cetakannya tidak kering-kering di jemur. Atau bahkan jadi rusak gara-gara kehujanan," kata Kartiem.
Beberapa pengrajin sale berharap, pemerintah membantu para pengrajin sale yang sedang kesulitan dalam produksi itu. Seperti dikatakan Sariah dan Kartiem. Keduanya berharap untuk mendapatkan bantuan permodalan untuk melakukan jenis usaha yang lainnya seperti berdagang atau membuat kerajinan tangan. "Jika pemerintah memiliki anggaran untuk pemberdayaan istri nelayan di masa paceklik atau ombak besar, seharusnya ada juga bantuan permodalan untuk pemberdayaan istri para pengrajin sale yang di musim penghujan ini sulit memproduksi sale, katanya.
Sementara itu, pemilik toko sale terbesar di Padaherang bernama Ibu Obay mengaku, pesanan sale saat ini cukup tinggi. Namun hal tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan sale mentah yang cukup. Sehingga, banyak pesanan yang tidak terpenuhi. Hal tersebut membuat harga sale mengalami kenaikan sehitar 30 persen.Saat ini harga jualnya dijual dengan harga Rp 500per buah.
Kenaikan harga sudah mengalami kenaikan sejak satu bulan terakhir. Namun kenaikan harga itu tidak menyurutkan pesanan. Bahkan ada yang berani inden segala. Sebab begitu sale turun dari pengrajinnya, tidak menunggu lama langsung habis terjual," kata Ibu Sariah.
Berita ini kiriman Ujang Rusli Suherli, Warga Sindangkerta Padaherang-Pangandaran