Pangandaran,myPangandaran.com-Nelayan Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis sejak beberapa minggu panen lobster. Udang berukuran besar tersebut ditangkap di sekitar tepi karang serta bangunan penahan abrasi yang dipasang memanjang di Pantai Timur Pangandaran.
Dalam sehari seorang nelayan rata-rata bisa menangkap setengah hingga satu kilogram lobster. Keberadaan udang yang memiliki nilai jual sangat mahal tersebut, merupakan berkah tersendiri bagi nelayan Pangandaran yang sebelumnya sempat mengalami masa paceklik.
Datangnya musim lobster tersebut seolah menjadi pengganti masa paceklik, terlebih harga jual udang itu terbilang mahal. Sejak munculnya losbter, sejumlah nelayan yang biasanya mencari ikan, beralih menjadi penangkap lobster.
"Lumayanlah, setiap hari mesti dapat lobster. Namanya juga rezeki, kadang dapat sedikit, kadang juga banyak, kalau mujur bisa sampai satu kilogram lebih. Ya, anggap saja musim ini sebagai ganti saat peceklik yang lalu," ungkap Riyanto (23) nelayan di Pantai Timur Pangandaran, Jumat (23/12).
Ia mengatakan untuk menangkap lobster membutuhkan keahlian tersendiri, misalnya mampu menahan nafas dalam jangka waktu cukup lama di dalam air.
Perlengkapan lain yang biasa dipakai pencari lobster adalah pelampung yang dibuat dari bekas ban dalam mobil, serta alat untuk snorkling berupa kacamata yang dipadu sengan pipa untuk bernafas.
Lokasi penangkapannya juga tidak perlu sampai ke tengah laut, akan tetapi cukup di kawasan yang berkarang, tepi pantai yang berkarang, serta di sekitar bangunan penahan abrasi. Bangunan penahan abrasi sendiri merupakan tumpukan batu berukuran besar yang dipasang memanjang di Pantai Timur Pangandaran.
Riyanto yang didampingi Lukman (25) mengungkapkan waktu yang paling tepat mencari lobster adalah ketika sedang musim hujan dan ombak besar. Saat laut sedang berombak besar, banyak lobster yang menepi dan bersembunyi di sekitar bangunan abrasi.
"Keberadaan bangunan penahan abrasi juga menjadi daya tarik dan menjadi tempat persembunyian lobster. Sebelum ada bangunan penahan abrasi nelayan mencari lobster agak ke tengah di lokasi karang, sekarang banyak yang di sekitar bangunan penahan abrasi. Bangunan tersebut memiliki banyak rongga sehingga disukai lobster," jelas Riyanto.
Cara menangkapnya, menggunakan jaring khusus penangkap udang yang panjangnya mencapai 200 meter. Jaring tersebut dipasang menelungkupi sisi bangunan penahan abrasi. Sebelum menangkap, sehari sebelumnya jaring tersebut dipasang di lokasi yang diperkirakan banyak lobsternya.
"Setelah dipasang sehari baru dilihat hasilnya. Jaring baru yang kami beli Rp 60.000 per set hanya dipakai tiga kali atau tiga hari, setelah itu diganti dengan yang baru. Hanya tahan tiga hari, setelah itu tidak bisa dipakai lagi sebab banyak yang berlubang dan hancur. Selain kena lobster yang tersangkut, juga sobek oleh bebatuan bangunan abrasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan hasil tangkapannya langsung dijual kepada pengepul yang sudah menunggu di tepi pantai. Seberapa pun hasil tangkapan maupun ukurannya, dalam sekejap habis dibeli. Bahkan sebelum nelayan datang, beberapa pembeli sudah menunggunya.
Riyanto mengatakan harga lobster tergantung pada ukuran atau beratnya. Saat ini, di tingkat nelayan harga lobster untuk ukuran paling kecil, yaitu di bawah setengah ons hanya dihargai Rp 150.000, ukuran lebih besar atau biasa disebut LK (setengah - 1 ons) Rp 300.000. Kemudian lobster ukuran LS (1 - 2 ons) dijual Rp 400.000. Ukuran super Rp 500.000, dan paling mahal ukuran LB Rp 700.000 ke atas.
"Semakin berat, harganya lebih mahal. Saya dengar lobster tersebut tidak hanya dijual di Bandung dan Jakarta, akan tetapi juga diekspor," katanya seraya mengaku tahun 2010 sempat menangkap lobster seberat 3 kilogram yang dihargai Rp 800.000 per kilonya.
Sementara itu, Lukman menambahkan musim lobster tersebut tidak bisa diprediksi berlangsung setiap tahun. Terlebih, belakangan ini terjadi perubahan cuaca ekstrim sehingga nelayan mengalami paceklik.
"Tahun kemarin nyaris kosong, ada satu dua nelayan yang mujur dapat menagkap lobster. Sekarang ini sedang musim hujan dan ombak besar, sehingga lobster datang," ujarnya. Sumber PikiranRakyat