Pangandaran,myPangandaran.com-Pemilik maskapai penerbangan Susi Air, Susi Pudjiastuti, sangat terpukul atas musibah jatuhnya salah satu pesawat di Pasema, Kab. Yahukimo, Papua. "Kita sudah tujuh tahun berusaha sekuat mungkin untuk menjaga reputasi penerbangan ini. Tetapi, di luar dugaan musibah itu, terjadi," kata Susi Pudjiastuti, Sabtu (10/9) di Pangandaran, ketika memberikan penjelasan soal kronologis pesawatnya yang jatuh di Pasema.
Susi sendiri memiliki 45 pesawat dan 22 d iantaranya beroperasi di Papua. Pesawat yang jatuh tipe Caravan C208B dengan nomor registrasi PK-VVE, yang dibeli tahun 2007. Pesawat itu, jatuh Jumat (9/9) siang, dalam perjalanan dari Wamena menuju Kenyam.
Pesawat yang diterbangkan, oleh Dave Cootes sebagai pilot asal Australia, dan copilot Thomas Munk asal Slovakia, membawa bahan bakar minyak dan makanan. "Kasus ini adalah merupakan kecelakaan terburuk dialami oleh perusahaan kami, selama bergerak di penerbangan," katanya.
Posisi pesawat yang jatuh, katanya, sudah bisa dilihat dari udara. Kondisi pesawatnya terlihat hancur, namun nasib dua penerbangnya belum diketahui. Penyebab kecelakaanya sendiri, belum bisa dipastikan. Dugaan sementara, karena cuaca sangat buruk. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan human eror. Makanya Susi akan membentuk tim bersama dengab Komite Nasional Keselamatan Transfortasi. "Tim itu nantinya, yang akan melakukan investigasi secara utuh," katanya.
Sementara, Tim evakuasi yang menuju ke pesawat Susi Air, yang jatuh di Pasema, Kabupaten Yahukimo, Papua, hingga Sabtu (10/9) sore, belum sampai ke lokasi jatuhnya pesawat. Susi Pudjiastuti mengatakan, tim mulai mendekati ke titik lokasi kurang lebih tiga km lagi, dengan waktu tempuh lewat perjalanan darat enam jam. "Sekarang tim evakuasi terus mendekat, tetapi lewat darat, karena medan sangat berat," kata Susi.
Sebagaimana diketahui pesawat Susi Air, Jumat siang, jatuh di Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo, dalam perjalanan dari Wamena menuju Kenyam. Jalur Wamena-Kenyam merupakan jalur rutin yang diterbangi Susi Air untuk mengangkut pasokan bahan pokok. Pesawat tersebut kehilangan kontak, 15 menit setelah terbang. Mestinya, pesawat yang tiba di Kenyam sekitar pukul 13.30 tidak kunjung mendarat.
Akhirnya, maskapai penerbangan itu melakukan pencarian atas pesawat tadi. Ternyata, pesawat tersebut jatuh di kawasan Distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo. Tim evakuasi, kata Susi sudah berjalan sejak Sabtu pagi. Namun, sampai siang, belum bisa mencapai ke titik lokasi pesawat yang jatuh.
Untuk sementara, 20 pesawat yang beroperasi di Papua, tidak beroperasi, sampai menunggu kepastian dua penerbang yang jatuh di pesawat tadi. "Para pilot yang beroperasi di Papua, masih menunggu kepastian nasib temannya. Kita tidak bisa paksakan mereka untuk terbang, tetapi semoga bisa terbang secepatnya," ujar Susi. (Sumber PikiranRakyat)