Minim Anggaran, KONI Pangandaran Andalkan Swadaya Cabor untuk Ikuti BK Porprov Jabar 2025
Oleh Amin Pnd | Senin, 14 Juli 2025 04:02 WIB | 38 Views
PANGANDARAN – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pangandaran tengah mempersiapkan sejumlah cabang olahraga (cabor) untuk mengikuti Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat tahun 2025. Namun, minimnya anggaran menjadi tantangan utama yang harus dihadapi.
Ketua KONI Pangandaran, Agus Mulyana, mengungkapkan hingga pertengahan Juli ini pihaknya belum menerima dana hibah dari pemerintah daerah, padahal kegiatan BK Porprov sudah di depan mata. Akibatnya, sejumlah cabor yang telah lolos seleksi tingkat kabupaten diminta untuk berangkat ke ajang tersebut secara mandiri.
“Biayanya dari mana? Ya, secara mandiri dari masing-masing cabor. Biasanya dibiayai oleh KONI, tapi karena hibah belum cair, tidak ada pilihan lain,” ujar Agus, Senin (14/7/2025).
Salah satu cabor yang sudah berangkat dengan biaya sendiri adalah voli indoor. Menurut Agus, ke depan masih ada beberapa cabor lain yang akan menyusul, diawali dengan seleksi di tingkat kabupaten.
Ketiadaan anggaran pembinaan juga berdampak besar pada kelangsungan karier atlet di Pangandaran. Agus menyebut, kondisi ini membuat banyak atlet memilih pindah ke kabupaten atau kota lain yang dinilai lebih menjanjikan dalam hal kesejahteraan dan pembinaan.
“Saya tidak bisa melarang mereka. Mereka butuh dukungan untuk berprestasi. Kalau di Pangandaran tidak ada dana pembinaan dan event, bagaimana mereka bisa berkembang?” tegasnya.
Agus menambahkan, proses perpindahan atlet pun dilakukan sesuai prosedur dengan surat pengajuan ke cabor asal yang nantinya direkomendasikan ke KONI. Namun, dalam banyak kasus, atlet kerap mengajukan sendiri surat pindah mereka. Beberapa cabor yang sudah kehilangan atlet unggulannya, seperti dayung dan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), kini mengalami kekosongan.
“Sebagian besar atlet yang pindah itu ke Bogor, Depok, Bekasi, dan Tasikmalaya. Mereka ke sana karena ada jaminan pembinaan dan kesejahteraan,” jelas Agus.
Untuk mencegah migrasi atlet, pihak KONI sempat mengusulkan agar atlet berprestasi bisa diakomodasi menjadi tenaga honorer di Perumda. Namun, menurut Agus, usulan tersebut belum mendapatkan respon positif dari pemerintah daerah.
“Sudah beberapa kali kami sampaikan, tapi realisasinya jauh dari harapan,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran, Arman Danismaya, membenarkan adanya kendala terkait pencairan hibah. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan kebutuhan KONI ke Bagian Keuangan Daerah.
“Memang saat ini sedang ada efisiensi anggaran. Kami tetap menindaklanjuti usulan dari KONI, dan dana hibah nantinya ditransfer langsung ke rekening organisasi,” ujar Arman.
Arman juga menyadari bahwa keterbatasan anggaran membuat beberapa atlet berlatih secara mandiri dan bahkan memilih pindah demi kelangsungan kariernya.
“Dalam situasi seperti ini, kami pun tidak bisa melarang. Pemerintah daerah masih dalam masa pemulihan fiskal, sehingga belum bisa mendukung penuh seperti yang diharapkan,” pungkasnya.