Harga Jambal Roti Pangandaran Stabil Menjelang Akhir Tahun
Oleh Amin Pnd | Jum'at, 10 Oktober 2025 07:00 WIB | 69 Views
PANGANDARAN – Di setiap sudut Lapang Ketapang Doyong Timur Pangandaran, aroma asin yang khas menyeruak dari deretan jemuran ikan asin jambal roti. Di bawah terik matahari, potongan ikan manyung berwarna keemasan tertata rapi di atas bambu jemuran.
Menjelang libur akhir tahun, para pengusaha jambal roti mulai berpacu dengan waktu. Salah satunya Suryaman (42), warga kawasan Lapangan Ketapang Doyong, yang setiap hari memproduksi sedikitnya satu kuintal ikan asin khas Pangandaran itu.
“Kalau mau harga tetap stabil, stok harus siap dari sekarang. Akhir tahun pasti banyak yang cari,” katanya sambil membelah ikan jambal roti di gudangnya, Jumat (10/10/2025).
Harga jambal roti super saat ini masih stabil, berkisar Rp120.000 hingga Rp140.000 per kilogram, sementara kualitas biasa dijual antara Rp90.000 hingga Rp110.000. Namun bagi Suryaman, menjaga kualitas lebih penting dari sekadar angka di timbangan.
“Yang bikin orang suka itu rasa gurihnya. Daging jambal roti tebal, asin tapi lembut dan ngeprul, apalagi kalau digoreng kering,” ujarnya tersenyum.
Pembeli jambal roti datang dari berbagai daerah Bandung, Jakarta, Bali, hingga Kalimantan. Banyak di antaranya wisatawan yang sengaja mampir ke kios Suryaman untuk membeli oleh-oleh setelah berlibur di pantai.
“Orang Bandung paling sering datang. Katanya jambal dari sini beda rasanya,” tuturnya.
Membuat jambal roti bukan pekerjaan mudah. Ikan manyung segar harus dibersihkan, diasinkan dengan takaran pas, lalu dijemur berjam-jam di bawah matahari. Cuaca menjadi teman sekaligus tantangan.
Namun di balik kesederhanaan proses itu, ada filosofi kerja keras dan kesetiaan pada tradisi. Bagi Suryaman, setiap potong jambal roti adalah hasil dari kesabaran, garam, dan matahari — kombinasi yang tidak bisa digantikan mesin.
“Ini bukan cuma ikan asin, tapi warisan rasa dari laut kita,” katanya lirih.
Kini, jelang akhir tahun, deretan jemuran jambal di Lapang Ketapang Doyong bukan sekadar pemandangan. Ia menjadi simbol ketekunan masyarakat pesisir Pangandaran yang menjaga identitas daerahnya lewat rasa gurih, kuat, dan selalu dirindukan.