Seperti Mati Suri, Lesunya Penjualan Kerajinan Limbah Kerang di Pangandaran
Oleh Amin Pnd | Jum'at, 20 September 2024 20:20 WIB | 257 Views
PANGANDARAN - Penjualan kerajinan dari limbah kerang di Pangandaran mengalami penurunan tajam sejak pandemi COVID-19 melanda. Salpiah (56), salah satu pengrajin kerang, mengeluhkan berkurangnya minat beli baik dari wisatawan lokal maupun internasional, yang membuat banyak pengrajin kesulitan mempertahankan bisnis mereka.
Kerajinan kerang selama ini menjadi ikon pariwisata dan sumber pendapatan utama bagi masyarakat Pangandaran. Namun, sejak penurunan penjualan, industri ini terancam mati suri.
"Dulu sebelum COVID-19, omzet bisa mencapai puluhan juta rupiah. Saya sering menerima pesanan partai besar untuk dikirim ke Jawa Tengah. Sekarang, penjualan di akhir pekan hanya cukup untuk kebutuhan makan saja," ujar Salpiah dengan nada getir. Jumat (20/9/24).
Meskipun tak sebergairah dulu, Salpiah tetap bertahan menjual kerajinan dari limbah kerang. Sebagai langkah adaptasi, ia kini juga memproduksi aksesoris seperti gelang-gelang yang populer di kalangan remaja.
"Sekarang saya membuat aksesoris seperti gelang, karena banyak disukai remaja," katanya. Harga aksesoris tersebut bervariasi, mulai dari ribuan hingga puluhan ribu rupiah, tergantung bahan dan kerumitan pembuatannya.
Untuk memperluas jangkauan pasar, Salpiah dibantu oleh anaknya memanfaatkan media sosial sebagai platform penjualan. Harapannya, usaha ini dapat membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga di tengah sulitnya kondisi pasar saat ini.
Penurunan penjualan kerajinan kerang tak hanya dirasakan oleh Salpiah, tetapi juga oleh banyak pengrajin lainnya di Pangandaran.
Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran.
Kirimkan tulisan anda melalui
Kontribusi dari Anda
Berikan Komentar Via Facebook