Siapa orang Pangandaran yang tidak mengenal sosok yang satu ini. Saat duduk di Bangku SMA, selain merangkap sebagai Tata Usaha di salah satu SMP di Pangandaran, ia juga bekerja sebagai tukang Nderes, alias menyadap Nira kelapa. Sepulang dari Shalat subuh di masjid, sebelum berangkat kerja sebagai Tata Usaha sekolah, hampir dipastikan ia harus menyadap kelapa untuk sebanyak 10 pohon.
Nderes Sejak SMA
Sekira pukul 05.30 ia sudah mempersiapkan yang namanya bumbung (tabung-tabung terbuat dari ruas-ruas bamboo) dan peralatan menyadap. Bumbung ini kemudian diisi dengan setengah sendok laru (cairan kapur tohor) yang fungsinya agar nira itu jernih. Kadang-kadang diberi kulit manggis, atau galih kayu nangka (cambium kayu nangka) yang dikerat tipis seukuran ½ cm.
Pekerjaan di pagi hari ini ia selesaikan dalam waktu 60 menit dari jam 05.30- 06.30. Pekerjaan ini ditempuh dengan penuh kesadaran agar dirinya terbiasa dengan bekerja penuh tantangan di samping sebagai wujud membantu orang tua mencari nafkah agar dirinya dan adik adiknya bisa menempuh pendidikan. Sore harinya dilakukan pekerjaaan serupa yang dilakukan 16.30-17.30 sepulang sekolah.
Ada hal menarik dari pekerjaan yang ia tempuh, secara bersamaan ia mempelajari struktur molekul yang ada di dalam gula saat duduk di bangku SMA. Secara kimiawi, gula kelapa sama seperti gula dari sumber lain memiliki struktur kimia C6H12O6, secara ekonomi gula kelapa ini memiliki peran yang lebih ramah dibandingkan dengan gula Pasir. Satu kebanggan saat dirinya membayangkan di atas pucuk pohon kelapa, kapan dan mungkinkah dirinya bisa mewujudkan cita-citanya saat duduk di bangku SD tahun 1969. “Bolehkan saya pergi ke sana bu guru?” Pertanyaan dirinya saat duduk di Sekolah Dasar kelas II, karena diberitahu bahwa di seberang sana di selatan ada pulau besar namanya Australia. Tetapi ini bukan pulau melainkan Benua, yaitu Benua Australia.
Prof Turmudi saat meremikan aula Kampus UPI Purwakarta, saat ini beliau diamanahi menjadi Pimpinan UPI Purwakarta yang merupakan bagian dari UPI Bandung.
Studi Lanjut di Australia
Dalam perjalanan kariernya ternyata benar ia mendapat kesempatan dalam pengembangan diri pergi ke Australia untuk beberapa kali kesempatan (saat negara merancang pembaharuan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Guru SD dulu dididik di SPG dan sejak tahun 1990an dialihkan menjadi tingkatan perguruan tinggi (PGSD, D2 tahun 1990, dan S1 tahun 2006). Ia mendapatkan beasiswa untuk studi S2 dan S3 ke Australia. Tiga kali dirinya mendatangi negara Australia yaitu tahun 1994 (dalam rangka pengembangan profesionalisme dosen), 1995-1997 (saat yang bersangkutan kuliah S2 (M.Ed.) dan 2003-2007 (saat dirinya mengambil pendidikan S3-PhD di Australia
Karena kegigihannya dalam menempuh pendidikan, Turmudi sekarang telah meraih gelar Profesor dalam Pendidikan Matematika. Pada 8-8-2018 ia telah dikukuhkan sebagai guru besar di Universitas Pendidikan Indonesia. Lantas apa hubungannya antara tukang nderes dengan profesor, meskipun ia telah jadi profesor kalau diminta untuk menceritakan prosedur membuat gula kelapa ia tidak pernah bisa melupakannya. Temasuk bagaimana membedah wolo untuk pertama kalinya akan nderes, kemudian “ngeluk” wolo yaitu “menundukkan” wolo secara berangsur-angsur dengan menarik mungkin sehari satu atau dua sentimeter saja ditarik ke bawah sehingga makin lama makin menunduk untuk bisa menghasilkan nira yang deras. Sebab apabila saat “mengelukkan” wolo ternyata patah atau retak, maka wolo tersebut sudah tidak bisa lagi menghasilkan nira dan bakal mengering. Ada hal lain yang unik adalah merontokkan bunga-bunga kelapa, sehingga nantinya wolo itu hanya ada pangkal dan cabang-cabangnya saja tanpa bunga kelapa. Inilah yang bakal menghasilkan nira yang deras sehingga menghasilkan produktivitas gula yang optimal.
Profesor Turmudi mengajak para remaja di Pangandaran untuk tidak merendahkan profesi apapun dan di manapun anda berada, untuk bisa saling menghargai. Ketika anda tekun belajar, Allah sudah menyediakan tempat dan siap memberi ganjaran atau pahala. Seperti yang tertera dalam Al Quran “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang mengubahnya”, kemudian janji Allah bahwa “Allah akan mengangkat derajat orangorang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”