Pangandaran Bakal Pisah, Ciamis Benahi Tempat Wisata Potensial


Pangandaran Bakal Pisah, Ciamis Benahi Tempat Wisata Potensial

Pangandaran,myPangandaran.com-

PEMDA Kabupaten Ciamis, Jawa Barat sekarang ini dihadapkan pada problema, dengan adanya wacana Kecamatan Pangandaran meminta memisahkan diri menjadi kabupaten. Sebab, selama ini, Pangandaran merupakan ‘mesih rupiah’ Ciamis dari sektor pariwisata.Dengan demikian, pendapatan tersebut otomatis akan lenyap, apabila Pangandaran benar menjadi kabupaten terpisah di Jawa Barat.

Terlepas jadi atau tidaknya, paling tidak ini memacu semangat Kabupaten Ciamis untuk menggali potensi wisata pengganti Pangandaran. Sebab, masih banyak obyek wisata yang menari, tapi belum tersentuh tangan-tangan bisnis. Bahkan diam-diam, Pemda Kabupaten Ciamis sudah melakukan antisipasi dengan menyulap beberapa obyek wisata yang semula dipandang sebelah mata, mendadak dipermanenkan menjadi obyek wisata yang layak jual ke pengunjung.

Gebrakan pemda yang secepat kilat melakukan langkah itu, meski dinilai terlambat, tapi lebih baik. Pasalnya, seabrek obyek wisata potensial yang dimiliki Kabupaten Ciamis baru mulai disentuh ketika Pangandaran ngotot ingin memisahkan diri. Tak masalah gebrakan pemda itu dinilai lambat ketimbang tidak sama sekali. Itulah komentar sejumlah warga setempat.

Berdasarkan catatan, paling tidak ada tiga obyek wisata potensial yang selama ini tak begitu serius diperhatikan Pemda Kabupaten Ciamis. Sebut saja obyek wisata Situ Lengkong Panjalu, Situs Kerajaan Sunda Astana Gede Kawali, dan Curug Tujuh, Cibolang, Panjalu Kabupaten Ciamis. Ketiga obyek ini sudah lama dikenal para pengujung, namun pemda nampaknya acuh tak acuh terhadap kekayaan sektor wisata yang masih perawan tersebut.

WISATA ALAM ORISINIL
Jika ketiga obyek itu sejak dulu dikembangkan dan dipromosikan, tentunya tak akan terjadi ‘kegelisahan’ di Pemda Ciamis ketika Pangandaran nekat ‘memproklamasikan’ diri ingin membentuk kabupaten tersendiri. Curug Tujuh, merupakan obyek wisata alam yang tergolong masih orisinil. Berlokasi di Desa Cibolang, Panjalu, Kabupaten Ciamis utara, Curug ini sama sekali belum pernah didandani pemda setempat. Akibatnya, potensi keindahan alam berupa tujuh curug hingga kini masih hidup ala alakadarnya dan baru dikenal penduduk setempat.


Tak sedikit pengamat wisata menyayangkan atas ketidakpedulian pemda terhadap obyek wisata itu. Meski sudah diketahui belasan tahun, namun potensi dan kecantikan curug itu hingga kini masih belum bisa dikembangkan apalagi dijual ke wisatawan. Curug Tujuh, yang terletak di kaki Gunung Sawal, Ciamis ini memiliki tujuh curug yang ketinggiannya terus berkurang manakala kita mencoba menelusuri posisi curug dari awal hingga akhir.

Berjarak dua kilo meter dari Jalan Raya Cibolang, kini keberadaan curug masih tetap tergolong primitif dan belum layak ditawarkan ke wisatawan.
“Kami sangat bingung mengapa pemda tak mau mendandani obyek wisata ini. Padahal, pesona alam yang dimiliki curug ini akan mampu menyedot pengujung jika pemda mau membangun obyek wisata itu,” kata Ade, 48, warga setempat.

Dia mengungkapkan, Curug Tujuh memiliki tujuh curug yang keindahan alam serta air terjunnya sangat menakjubkan. Ketika kita masuk ke areal curug pertama yang hati akan terkejut. Pasalnya, curug ini memiliki ketinggian di atas 100 meter. Air yang terjun dari atas, mampu membuat terpesona pengujung lantaran indahnya suara gemuruh air itu. Perjalanan yang mampu menyedot keringat akan hilang seketika saat kita masuk ke curug ini. Bisa dibayangkan, uap air yang datang dari air tejun akan menyebar hingga belasan meter.


Uap itu pun mampu memberikan rasa dingin dan seketika bisa menghilangkan keringat yang menempel di tubuh. “ Curug ini identik dengan air conditional (AC)–nya Cibolang,” ujar Ade. Lepas dari curug ini pengujung akan terus melakukan perjalanan menuju curug berikutnya. Ketinggian curug kedua hingga kelima, tak jauh berbeda dengan curug pertama.

KETINGGIAN CURUG TUJUH


Yang membedakannya, hanya di ketinggian Curug Tujuh itu yang terus menurun. Baik di curug tujuh dan lima, pengujung bisa terbuai atas keindahannya air terjun tersebut. Selain bisa menikmati uap, pengujung pun akan diajak mandi bareng di kolam kecil tempat menampung air itu.
Usai pengujung berjalan hampir lima km dengan posisi naik dan berputar, tentunya akan sampai di curug enam dan tujuh. Kedua curug itu berbeda dengan curug sebelumnya.

Ketinggian semakin berkurang dan kedua curug ini hanya memiliki ketinggian 2-3 meter. Jernihnya air yang ditampung di kolam kecil merupakan daya tarik tersendiri untuk pengujung. Untuk itu tak sedikit wisatawan menjuluki curug ini sebagai curug ‘si kinclong’ asal Panjalu. Sejak Curug Tujuh ditemukan 20 tahun lalu, berdasarkan catatan petugas penjaga obyek wisata ini, Tatang, 46, hampir 90 persen digunakan tempat wisata pasangan ABG. Ketika hari libur tiba, ribuan motor setiap harinya memasuki areal tersebut.

Mereka masuk curug secara berpasangan, kemudian memadu kasih di lokasi itu. Meski pihak pengelola setiap bulannya melaporkan kemajuan jumlah pengujung, namun Pemda Ciamis tak pernah ada niat untuk mendandani obyek tersebut. “Acuhnya pemda mencerminkan pesimisnya pemda itu sendiri. Sangat aneh memang,” kata Tatang.

Bervariasinya pengunjung, lanjut dia, akan terjadi ketika Lebaran dan libur panjang sekolah tiba. Jumlah pengunjung yang masuk bertambah hingga tiga kali lipat dibanding hari normal. Lahan parkir yang ada dan belum tertata, bisa dipadati sepeda motor dan mobil. Pendapatan pun mendadak naik hingga mencapai Rp10 juta per harinya.

SUARA GEMURUH
Membludaknya pengunjung sama sekali tak mampu melunturkan pemda untuk membangun obyek ini. Terbukti, Curug Tujuh dari dulu hingga kini tetap jalan di tempat tanpa ada perubahan yang signifikan. “Jika curug ini dibenahi, pemda tak akan kalang kabut ketika Pangandaran minta ‘cerai’ dari Ciamis. Pemerintah hanya terfokus ke Pangandaran sementara obyek wisata lain diabaikan.”

Curug Tujuh yang terletak di kaki Gunung Sawal yang dikelilingi hutan perawan, hingga kini masih terus berdiri meski tanpa perhatian dari pemda setempat. Air tejun yang terus bergemuruh tak pernah surut debit airnya meski kemarau panjang melanda Kabupaten Ciamis. Suara gemuruh air tejun di musim kemarau malah bisa membangkitkan semangat warga setempat untuk tetap merawat obyek wisata itu.

Terkadang tak sedikit warga mengambil air dari curug untuk kebutuhan hidup sehari-hari ketika mata air surut karena musim kemarau. “Kami ingin berubah dan ingin diperhatikan, supaya jumlah wisatawan yang datang terus meningkat.” Itulah barangkali ungkapan obyek ini untuk menyeru pemda supaya mau mempercantik dirinya.

Berdasar peta lokasi, sangat mudah untuk kita tiba di obyek wisata Curug Tujuh, di Panjalu Kabupaten Ciamis. Obyek ini bisa dijangkau menggunakan kendaraan bermotor atau kendaraan roda empat karena akses transportasi menuju lokasi sudah memadai. Pengujung bisa tiba di lokasi menggunakan jalan dari kota Kawali menuju arah Panjalu, kemudian kendaraan berhenti di Cibolang kemudian masuk ke obyek wisata.
Lokasi ini pun bisa dimtepuh dari arah Panjalu dan berhenti di Ciobolang. Rute lain, obyek ini bisa dicapai melalui jalur Cirebon atau Majalengka, kemudian masuk Cibolang, setelah melintasi daerah Winduraja, Kabupaten Ciamis. (Sumber Poskota)



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Wisata Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini