Kalipucang, myPangandaran.com - Dalam sepekan terakhir, banjir rob kembali dirasakn warga Majingklak.
Warga yang bermukim di sekitar bantaran Sungai Citanduy paling terkena
dampaknya. Selain menggenangi areal pesawahan dan tambak milik warga, ar
banjir masuk ke dalam rumah. “Ya sudah hampir seminggu ini banjir
rob terjadi di kampung kami. Namun hanya malam hari saja. Kalau siang
sudah surut lagi,” tutur Karmin, salah seorang warga Majingklak kemarin.
Fenomena banjir rob sering terjadi di Majingklak
dengan ketinggian air mencapai 30 meter di atas permukaan tanah.
Informasi terkini sekitar pukul 22.00 tadi malam, banjir rob diarasakan
mulai reda. “Sekarang mendingan mas, nggak masuk rumah, nggak seperti
hari-hari kemarin, air masuk rumah sampai ketinggian 20 centimeter,”
jelas Kasam, warga lain di Majingklak, saat di hubungi melalui
telepon.
Sebelumnya, Kasam mengaku direpotkan dengan banjir rob.
Selain harus membersihkan lantai rumah yang berjarak sekitar 50 meter
dari Sungai Citanduy, ia harus meninggikan tanggul tambak kepiting
miliknya. “Kalau nggak ditinggikan nanti (kepiting) bisa pada kabur,”
katanya.
Meskipun banjir rob masuk ke dalam rumah warga, sambung dia,
namun tidak membuat warga lantas mengungsi. “Khawatir memang ada, tapi
banjir rob ini sudah rutin terjadi dan hanya sewaktu-waktu saja. Jadi
nggak ada yang ngungsi,” tegasnya.
Sukirman, anggota Tim SAR Sawung
Galih, Majingklak, mengatakan fenomena banjir rob terjadi akibat air
laut pasang. Dia menengarai pendangkalan kawasan muara Sagara Anakan
menjadi penyebab sering terjadinya banjir rob. “Setiap hari lumpur
dibawa Sungai Citanduy. Semakin lama semakin mengendap di kawasan muara
sehingga terjadilah pendangkalan. Akibatnya saat banjir air meluber
sampai ke perkampungan,” terangnya.
Hingga saat ini fenomena banjir
rob kerap merugikan warga. Selain mengotori rumah, banjir rob merusak
areal pesawahan, tambak udang dan kepiting. “Beginilah nasib kami di
sini, sudah kesulitan air bersih, terus-terusan diterjang banjir rob,”
keluhnya. Warga Majingklak berharap pemerintah segera mencari solusi
agar banjir rob bisa diantisipasi. “Kami sangat berharap banjir rob ini
tidak terus-terusan terjadi, silakan pemerintah yang mengkaji, bagaimana
solusinya, yang terpenting kami tidak dirugikan terus,” tandasnya.
Kepala
Desa Pamotan Endi Suhendi mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian
tersebut ke pihak kecamatan. “Sebagaimana laporan warga, kami
menindaklanjuti dan melaporkan kejadian ini ke kecamatan. Ada sekitar
131 rumah yang terkena imbas banjir rob,” tuturnya.
Menanggapi
fenomena Banjir rob, salah seorang anggota Tenaga Kerja Sosial Kecamatan
(TKSK) Kabuaten Ciamis Agus berharap pemerintah melakukan kajian teknis
untuk mencari solusi agar banjir rob tidak merugikan masyarakat. “Meskipun
fenomena ini tidak seperti bencana banjir pada umumnya, namun cukup
merugikan warga. karena itu harus ada upaya bagaimana mengatasi
masalahan ini,” ungkapnya. (RadarTasikmalaya)