Padaherang, myPangandaran.com - Karena areal pesawahan menjadi langganan banjir, petani di Kecamatan
Padaherang mengalami penurunan hasil panen. Bahkan, angka penurunannya
ada yang mencapai 50 persen. Seperti dialami Hayati (36), salah
sorang petani di Desa Ciganjeng. 100 bata lahan sawah miliknya, saat ini
hanya bisa menghasilkan tiga kuintal padi. Sedangkan dalam kondisi
normal (tidak kebanjiran) bisa mencapai enam hingga tujuh kuintal.
“Sawahnya
kebanjiran terus, jadi padi banyak yang rusak, paling bisa panen
setengahnya,” ungkap dia ketika ditemui kemarin.
Jika
diperhitungkan dengan biaya produksi, kata dia, hasil panen tak
seimbang. “Kalau dihitung-hitung mah ya rugi, sekarang biaya sewa
traktor sama pupuk juga mahal, belum lagi tenaga (manusia),” tuturnya.Hayati
menyatakan penyebab menurunnya hasil panen tersebut adalah banjir yang
terus terjadi. Bahkan, hingga saat ini air masih menggenangi sebagian
lahan sawah miliknya.
Hal senada diungkapkan Suryana (41), warga
Tunggilis. Menurutnya, selain hasil panen menurun, banjir membuat
kualitas padi buruk. Akibat sering terendam banjir, padi menjadi
berwarna hitam. “Beras yang dihasilkan jelek, warnanya kusam dan rasanya
kurang enak,” tutur dia. Akibat banjir pula beberapa kali ia harus
kehilangan benih padi yang baru di tanam. Bahkan, saat ini ia hanya bisa
memanen sebagian padinya. “Dari 200 bata, yang bisa terambil paling
hanya 100 bata, sisanya terendem,” terangnya.
Banjir yang masih
melanda puluhan hektar sawah di Blok Kedung Palumpung Kecamatan
Padaherang disebabkan tanggul di aliran anak Sungai Citanduy, seperti
Sungai Cirapuan dan Sungai Apur, sering jebol. Belum lama ini tanggul
yang memiliki lebar sekitar 2 meter dan tinggi 2,5 meter itu kembali
jebol sekitar 12 meter.
“Tiga hari lalu tanggul di sana (anak Sungai
Citanduy) jebol lagi, hampir sebagian sawah di sini (Blok Kedung
Palumpung) terendam,” terangnya.
Menurutnya, banjir di pesawahan di
Padaherang dan Kalipucang sudah menjadi langganan. Hal ini karena secara
geografis letak areal pesawahan sejajar bahkan di bawah Sungai
Citanduy. Sehingga, bila tanggul jebol, volume air dengan jumlah besar
merendam pesawahan.
Warga berharap banjir yang kerap melanda salah
satu kawasan lumbung padi Kabupaten Ciamis ini segera diatasi. Sehingga,
petani di dua kecamatan tersebut harus bergantung pada alam
Sumber RadarTasikmalaya