Selama Ramadan, Pekerja Seks Komersial Diminta Libur


Selama Ramadan, Pekerja Seks Komersial Diminta Libur

Pangandaran,myPangandaran.com-Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulan AIDS (KPA) Kabupaten Ciamis kembali mengambil sampel darah ratusan pekerja seks komersial (PSK) di wilayah Ciamis Selatan kemarin.Kegiatan zero survei HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS) itu juga melibatkan petugas kepolisian, kecamatan dan Kelompok Peduli AIDS Pangandaran (KPAP).

Selain diambil sampel darahnya, PSK diberikan pembinaan dengan harapan mudah-mudahan mau menghentikan aktivitasnya dan pulang kampung selama bulan suci Ramadan. Kepala Dinkes Kabupaten Ciamis Dendy R Sukarjo mengatakan kegiatan zero survei dilaksanakan secara rutin setiap tiga bulan guna mengetahui jumlah penderita HIV/AID dan mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit yang disebabkan infeksi menular seksual (IMS).

“Semua tempat-tempat yang dinilai berisiko tinggi sebagai media penularan HIV/AIDS dan PMS kita datangi,” tuturnya ketika memantau kegiatan zero survei HIV/AIDS di Kompleks Pamugaran, Pantai Barat Pangandaran, kemarin.Sementara Kasi Pengendalian Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit dan Bencana (P4B) pada Dinas Kesehatan Osep Hernandi menuturkan kegiatan zero survei digelar sejak pukul 14.00 dan diperkirakan berlangsung hingga malam hari. Karena, tempat lokalisasi tersebar di beberapa daerah dan jumlahnya mencapai dua ratusan.
Beberapa tempat yang akan didatangi petugas di antaranya Kompleks Pamugaran Pantai Barat, Kompleks Pasar Wisata Pangandaran, obyek wisata Karang Tirta dan obyek wisata Batu Hiu. “April lalu kita memeriksa 192 orang dari seluruh wilayah di Ciamis Selatan, mudah-mudahan saja jumlahnya tidak membengkak,” tuturnya.

Sampel darah, kata dia, akan dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Jabar (BPLKJ) di Bandung. Sementara informasi dihimpun menunjukkan, penderita HIV/AIDS selama kurun waktu 2004 hingga saat ini mencapai 50 orang. Mereka tersebar di wilayah Ciamis.
Anggota Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Taufik Hidayat mengatakan sosialisasi dan penyuluhan terhadap warga di tempat-tempat  yang berisiko tinggi terkena PMS harus terus dilakukan guna memberikan wawasan dan pengetahuan tentang penyakit mematikan tersebut.
“Kami tidak mengharapkan penyakit HIV/AIDS ini bertambah di Ciamis, makanya kami gencar melakukan sosialisasi,” ungkapnya.

Jika menemukan penderita  HIV/AIDS, lanjutnya, KPA akan melakukan pendekatan supaya si penderita penyakit mematikan itu menghentikan aktivitasnya sebagai pekerja seks. Upaya tersebut dilakukan guna mencegah penularan. Ketua Kelompok Peduli AIDS Pangandaran yang juga Koordinator PSK di Kompleks Pamugaran Sahri mendukung kegiatan zero survei. “Anak-anak di sini (Pamugaran) sudah pada sadar. Mereka datang sendiri tanpa harus dipaksa petugas,” tutur lelaki paruh baya yang akrab dipanggil Iteng ini.

Ditemui usai diperiksa, Ik (17) warga asal Kabupaten Cilacap mengaku terpaksa menjalani profesi tersebut karena dorongan kebutuhan hidup. “Orang tua saya miskin, saya cuma tamatan SMP. Jadi susah cari kerja,” tuturnya. Menghadapi bulan puasa, perempuan berparas manis itu mengaku masih bingung pulang karena tidak memiliki bekal. “Maunya saya pulang tapi bagimana kalau nggak punya uang,” keluh ABG yang sudah setahun tinggal di Pangandaran itu.

Sumber RadarTasikmalaya



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Peristiwa Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini