Langkaplancar, myPangandaran.com - Sejumlah petani di Desa Karang Kamiri Kecamatan Langkaplancar
mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk. Hal ini dialami sejak musim tanam
beberapa waktu lalu hingga saat ini. Menurut sebagian petani, kurangnya
stok menyebabkan harga pupuk melonjak naik.
Seperti diungkapkan Mumu
Ariansah Majid, petani dari Kelompok Tani Cinta Laksana Desa Karang
Kamiri, kemarin. Kata dia, petani sangat kesulitan untuk mendapatkan
pupuk, terutama Ponska, pengganti pupuk TSP. “Jika ada pun harganya
mahal,” kata dia.Kini, lanjut dia, kesulitan pupuk dirasakan hampir
merata di Kecamatan Langkaplancar. “Sepertinya di sini (Langkaplancar,
red) tidak ada yang namanya pupuk bersubsidi, semua mahal,” jelasnya.
Diceritakan,
petani terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli pupuk agar
hasil panen tidak hancur. “Bayangkan saja harga pupuk bersubsidi
mencapai 150 ribu rupiah untuk satu karung berisi 50 kilogram,”
paparnya.Para petani menduga kurangnya pupuk di Langkaplancar akibat
ada pihak yang melakukan monopoli pemasaran. Sehingga, harga jual
seenaknya bisa dinaikan dan tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi
yang ditetapkan pemerintah.
Petani berharap pemerintah turun tangan
untuk mengatasi masalah tersebut. “Kami berharap suplai pupuk ke
Langkaplancar banyak. Kemudian dilakukan pengawasan terhadap penjualan
harga pupuk terutama yang bersubsidi. Jangan seperti sekarang nama pupuk
bersubsidi betul-betul tidak berlaku di Langkaplancar mah,” pungkasnya.
Sumber RadarTasikmalaya