Pangandaran,myPangandaran.com-Sebuah kapal jenis pinisi bernama Cacafuego asal Amerika Serikat
berlabuh di pantai timur Objek Wisata Cagar Alam Pangandaran kemarin.
Atas laporan nelayan setempat, TNI AL, Polisi Perairan dan Polsek
Pangandaran menghampiri awak kapal untuk meminta keterangan perihal
keberadaannya.
Briptu Wahyu Widodo, petugas Polisi Perairan
Pangandaran, menjelaskan dari hasil pemeriksaan di dalam kapal
berukuran 40 x 13,6 ft tersebut terdapat dua awak kapal benama John
Allen Coulson (37) asal Amerika Serikat dan Danika Tagar (26) seorang
perempuan berkewarganegaraan Australia.
“Mereka mengatakan kepada
kami, terpaksa berlabuh di Pangandaran karena cuaca buruk. Jika
memaksakan berlayar dapat membahayakan keselamatan mereka,” ujarnya, kemarin.Kedua awak kapal tersebut, sambung dia,
kemudian menunjukkan surat-surat kepada petugas, mulai dari paspor
sampai surat izin memasuki kawasan Indonesia yang dikeluarkan
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia dan ditandatangani Kasubdit
Perijinan Tinggal Basana M Sidabutar.
“Semua perizinan mereka lengkap dengan tujuan ekspedisi kepariwisataan terhitung mulai 1 April sampai 30 Juni 2010,” terangnya.
Sementara
Sersan Mayor Ariansyah dari TNI AL Pangandaran mengatakan para awak
kapal tidak pernah melaporkan tentang keberadaannya di laut
Pangandaran. “Makanya, kami memastikan, tujuan mereka apa, keberadaan
mereka itu legal atau tidak,” ungkapnya.Ariansyah mengatakan saat
ini memang sedang berhembus angin barat. “Itu bisa memepengaruhi perahu
pesiar mereka jika melanjutkan perjalanan,” papar dia.
John Allen Coulson mengatakan terpaksa berlabuh di Pangandaran karena
situasi darurat. “Kami memang tidak bermaksud berlabuh di sini, namun
karena cuaca buruk, maka kami terpaksa berlindung dulu. Jika cuaca
membaik, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Ujung Kulon. Kemudian
menuju daerah Sumatera seperti Bengkulu, Mentawai, Padang sampai
Sabang,” tuturnya.
Diceritakan John, ia dan temannya sudah terbiasa
melakukan ekspedisi menjelajahi lautan antarnegara untuk kepentingan
kepariwisataan. Awal April lalu ia memulai perjalannya dari pelabuhan
Moresby Papua Nugini. Selanjutnya menuju pulau-pulau di NTT, NTB,
Flores, Lombok, Bali dan Jawa.
“Rencananya setelah melewati
Sumatera, kami akan melanjutkan ke Thailand. Mudah-mudahan tidak ada
hambatan. Perubahan cuaca memang kerap terjadi. Namun menurutnya
kondisi cuaca di Indonesia tidak begitu buruk dan masih dirasa lebih
aman karena tidak ada badai,” katanya. ( RadarTasikmalaya -- Photo Ilustrasi from Google