Pangandaran, myPangandaran - Sebagai daerah yang mempunyai garis pantai yang panjang, Pangandaran mempunyai sumberdaya alam dan menghasilkan buah kelapa yang berlimpah, sebagaimana kita tahu bahwa pohon kelapa dan turunanya adalah pohon yang memiliki nilai ekonomis, dan salah satunya kulit kelapanya itu sendiri, di sekitaran daerah Pamugaran Pangandaran sudah berdiri sekitar 3 pabrik pengolahan kulit kelapa itu sendiri, dengan mengambil serabut kelapa atau lebih populer dengan nama fiber coconut sebagai komoditasnya.
Belum banyak yang tau bahwa sabut kelapa tersebut mempunyai segudang manfaat, kalaupun dimanfaatkan, "kambut" (sabut kelapa) itu sekedar untuk membuat api unggun di pagi hari dan memanggang singkong sambil menghangatkan badan ketika musim dingin tiba. Itupun hanya sedikit, sehingga biasanya petani membakar tumpukan sabut kelapa agar kebun kelapa tidak terlihat kotor.
Namun sejak beberapa tahun terakhir, sabut kelapa itu menjadi komoditas yang bernilai ekonomis tinggi. Para perajin bata merah atau genteng membeli sabut kelapa untuk bahan bakar tungku pembakaran mata merah atau genteng. Produk sampingan dari kelapa itu juga dijadikan bahan baku pembuatan keset atau tali. dan beberapa tahun terakhir fiber coconut tersebut sudah menjadi produk ekspor guna memenuhi industri luar negeri seperti spring bed, matras, sofa, bantal, jok mobil, dan karpet.
Tapi sayangnya dari hasil pengolahan serat kelapa tersebut meninggalkan limbah yang di sebut dengan cocopead, dan sejauh ini belum ada yang memanfaatkan limbah tersebut sementara limbah terus menggunung, sebenarnya cocopead di daerah lain sudah ada yang memanfaatkan menjadi media pupuk organik, dan olahan lainya, dan masih di perlukan ide-ide kreatif lain untuk bisa menolah limbah tersebut.