HMI Menilai Kampanye Melalui Medsos dan Banner Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Pangandaran Dipertanyakan, Masyarakat Kurang Tertarik
Oleh Amin Pnd | Sabtu, 20 Juli 2024 13:24 WIB | 583 Views
Ketua HMI Komisariat Pangandaran Asep Saepudin.
PANGANDARAN - Efektivitas kampanye melalui media sosial dan banner yang dilakukan oleh Bakal Calon Bupati Dan Bakal Calon Wakil Bupati di Pangandaran tidak diminati masyarakat.
Penggunaan media sosial dan banner sebagai branding figur personal Bakal Calon Bupati Dan Bakal Calon Wakil Bupati sangat tidak signifikan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Saepudin mengatakan, calon pemilih di Kabupaten Pangandaran lebih menginginkan kampanye dengan pertemuan tatap muka dan bantuan sembako dari Bakal Calon Bupati Dan Bakal Calon Wakil Bupati.
“Masyarakat lebih memilih hal yang pasti, tidak tertarik terhadap konten media sosial juga tidak tertarik oleh banner di pinggir jalan,” kata Asep Jum’at 19 Juli 2024.
Asep menambahkan, paradigma masyarakat sebagai calon pemilih sudah pragmatis dan lebih memilih hal yang realistis dirasakan manfaat untuk keberlangsungan kebutuhan ekonomi.
Hasil literasi pun terungkap beberapa hasil survei yang dilakukan oleh lembaga riset menunjukkan bahwa meskipun kedua media ini sering digunakan, efektivitasnya dalam mempengaruhi pilihan pemilih sangat minim.
“Sebuah penelitian yang melibatkan 1.500 responden hasilnya menunjukkan hanya 15% pemilih yang mengaku terpengaruh oleh kampanye di media sosial sedangkan yang terpengaruh oleh banner hanya 10% saja,” tambahnya.
Dijelaskan Asep, responden sebagai calon pemilih lebih memiliki kecenderungan dalam menentukan dukungan kepada figur ketika memaparkan visi dan misi secara langsung bertatap muka dengan masyarakat.
Selain itu, rekam jejak calon baik dari cara berkomunikasi, konsistensi terhadap komitmen yang dijalin juga menjadi acuan dalam menentukan dukungan.
Tetapi dukungan yang ditentukan oleh calon pemilih juga tidak menjadi jaminan sebagai pengukur untuk menentukan pilihan di TPS.
“Kami berkesimpulan pemilih tidak mudah terpengaruh oleh kampanye yang bersifat visual semata. Mereka mencari informasi yang lebih mendalam dan substansial mengenai calon yang akan mereka dukung dan mereka pilih,” jelas Asep.
Banner yang terlihat mencolok di jalanan, tetapi pesan yang disampaikan sering kali tidak mengena.
“Kampanye harus memberikan ruang bagi pemilih untuk berinteraksi langsung dengan calon melalui forum diskusi, meeting, atau sesi tanya jawab secara langsung,” pungkasnya.
Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran.
Kirimkan tulisan anda melalui
Kontribusi dari Anda
Berikan Komentar Via Facebook