Berangkat dari keprihatinannya
terhadap kondisi pantai Pangandaran. Jajang Nurjaman, seorang pemandu wisata di
Pangandaran memberanikan diri turun ke pantai untuk menyerukan gerakan Beach
Clean. Bermodal Megaphone, sang motivator itu
tak pernah berhenti mengajak sekaligus mengkampanyekan gerakan bersih pantai
kepada warga setiap minggunya.
Penilaian orang memang bermacam-macam
terhadap usaha Jajang ini. Ada yang merespon positif, namun tak jarang cibiran
dan cemoohan. Hal itu tak menyurutkan niat baiknya, bahkan Jajang sudah
melakukan pekerjaan tidak biasanya itu selama sembilan bulan.
Warga dan pelaku wisata di kawasan
pantai barat atau kawasan zona Berenang nampaknya sudah mulai paham apa yang
harus mereka lakukan setiap hari Sabtu. Pada hari tersebut, mereka harus ikut
turut serta membersihkan pantai, memungut sampah dan membersihkan lapak jualan
mereka. Jika tidak, mereka harus siap menahan malu melihat sekelompok warga dan
pelaku wisata melakukan operasi bersih (opsih), memungut setiap sampah yang mereka
lewati, mulai dari sampah plastik hingga puntung rokok.
Menciptakan kondisi tersebut ternyata
tidak mudah. Butuh keberanian, kemauan dan mental yang kuat seperti yang
dilakukan Jajang Nurjaman. Pria yang cinta lingkungan itu selangkah demi
selangkah memberikan pemahaman dan menggugah kesadaran warga terhadap
lingkungan dengan aksi beach clean-nya.
Tinggalkan
Pekerjaan, Mengajak Warga Turun Ke Pantai
Sembilan bulan yang lalu, tepatnya di
awal bulan April 2011, Jajang mengutarakan mimpinya agar Pangandaran menjadi
kawasan wisata yang bersih dan terbebas dari pencemaran limbah, "yang paling berat justru
mengawalinya, jujur saja waktu itu saya
sempat ragu apakah ide ini akan berjalan sesuai harapan dan sampai kapan akan bertahan,"
ungkap Jajang.
Dikatakan Jajang, inti dari kegiatan
beach clean bukan hanya sekedar
membersihkan, mengumpulkan ataupun membuang sampah yang ada di sekitar harim
laut. Namun, yang diharapkan adalah tumbuhnya pemahaman dan kesadaran warga dan
pelaku wisata,"kegiatan opsih bukan menjadi tujuan utama, itu hanya media untuk
memberikan pemahaman kesadaran bagi masyarakat di sekitar pantai atau harim
laut, bagaimana mereka menjaga aset yang
paling berharga yaitu pantai, laut dan cagar Alam. Bagaimana masyarakat menjaga
kebersihan, keindahan dan ketertibannya. Harus mempunyai kesadaraan yang tinggi
dalam melakukannya, tidak merasa terpaksa ataupun dipaksa," tutur pria yang
pasih berbahasa asing itu.
Diceritakan Jajang, seiring waktu
berjalan, bermunculan sejumlah warga yang terlihat serius dan konsisten dengan
gerakan bersih pantai. Mereka merupakan pelaku wisata dan warga di lingkungan
kawasan zona berenang tepatnya warga di kawasan terminal Badeto Ratu pintu
Cagar Alam. Bahkan, kegiatan yang semula hanya membersihkan dan mengumpulkan
sampah kini menjadi kegiatan pengelolaan sampah. Itu terjadi lantaran, setiap
kali usai kegiatan bersih pantai warga mendapatkan persoalan armada angkutan
sampah. Bahkan, beberapa kali kendaraan beach patrol milik Balawista atau
kendaraan warga harus rela digunakan untuk mengangkut sampah ke TPS di kantor
UPTD Cipta Karya.
Saat ini, Jajang tidak sendirian
menjadi motivator gerakan beach clean. Ia dibantu Beberapa orang, diantaranya
Maman (ketua RT setempat), Fitri, Zenal, Oleh dan Anto. Bahkan, tim yang sering disebut tim enam itu
sering bekerja hingga larut malam untuk memilah sampah dan mengangkutnya ke TPS
yang ada di sampign kantor UPTD Cipta Karya,"kami sekarang sudah memilah-milah
sampah, sekiranya sampah itu bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar seperti bekas
kelapa muda kami pisahkan, dan kami berikan ke para penderes," ungkap Jajang.
Karena tak mendapat dana dari pihak
manapun, untuk memperlancar kegiatannnya, Jajang dan tim enamnya itu bahkan rela
patungan untuk menyicil motor roda tiga yang digunakan untuk mengangkut sampah,
"yah kami nekat udunan buat DP ngambil motor roda tiga, karena memang truk
sampah menjadi barang langka di Pangandaran, untuk setoran motor itu kami
mengandalkan sumbangan dari para pedagang, kalau tidak cukup ya udunan lagi,"
tuturnya.
Jajang mengakui, banyak tantangan dan
kendala yang dihadapi sejak kegiatan beach clean yang ia gembor-gemborkan.
Mulai dari prasangka buruk terkait
kegiatan yang dilakukannya mendapat dukungan dana dari pihak donatur,
hingga prasangka yang menganggapnya cari muka untuk mendapat dukungan dana,
"banyak tuduhan Padahal yang kami lakukan adalah betul-betul berangkat dari
keprihatinan tentang kondisi pantai Pangandaran, kekumuhan, kotor, semerawut dan
ketidakteraturan adalah pemandangan yang sehari-hari menghiasi kondisi pantai
saat ini. Intinya kami hanya ingin berbuat walau tidak seberapa dibanding
dengan parmasalahan Pangandaran secara umum. Sebab ini lebih berarti daripada
kita hanya bisa mengeluh, kecewa dan prihatin dengan keadaan Pangandaran.
Dalam
hal ini juga saya sebagai team motivator di lapangan harus jujur mengatakan
bahwa kegiatan hanya ada dalam proses berkesinambungan dan sedikit berkembang
belum kepada proses berhasil karena begitu banyak kendala yang ada. Masalah
pengangkutan sampah adalah masalah klasik yang tidak pernah diatasi sejak lebih
dari 35 tahun Pariwisata ada di Pangandaran,"ungkapnya.
Jajang berharap mimpinya bisa menjadi
kenyataan, Pagandaran terbebas dari ceceran sampah, kesemrawutan dan
ketidaknyaanan lainnya. Ia juga berharap, kegiatan-kegiatan bertema peduli
lngkungan tidaklah hanya sebagai kegiatan seremonial belaka.