Bukan Karena SPAM PDAM, Bendungan Yang Jebol dan Sampah Jadi Penyebab Kekeringan di Tiga Desa di Pangandaran


Bukan Karena SPAM PDAM, Bendungan Yang Jebol dan Sampah Jadi Penyebab Kekeringan di Tiga Desa di  Pangandaran

PANGANDARAN - Para petani di tiga desa di Kecamatan Pangandaran, yakni Babakan, Purbahayu, dan Pananjung, mengeluhkan sawah mereka yang mengalami kekeringan akibat tidak berfungsinya sistem irigasi. Meski semula banyak yang menduga bahwa masalah tersebut terkait dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM, investigasi yang dilakukan Dandim 0625 Pangandaran, Letkol Inf. Indra Mardianto,  menunjukkan bahwa penyebab kekeringan jauh lebih kompleks. Hal itu melibatkan kerusakan di Bendungan Matras serta aliran sungai yang tersumbat sampah.

Peninjauan lapangan oleh Dandim 0625 Pangandaran Letkol Inf. Indra Mardianto dilakukan pada Rabu, 4 September 2024, sebagai bagian dari kegiatan Perluasan Area Tanam (PAT) dalam rangka mendukung program ketahanan pangan. Saat mengecek langsung ke Bendungan Matras di Desa Sukahurip, Dandim mengungkapkan bahwa aliran Sungai Matras yang menjadi sumber air tanah tersendat, menyebabkan irigasi dari bendungan tersebut tidak berfungsi.

“Aliran air dari Sungai Matras Sukahurip tersendat, dan irigasi dari bendungan ini tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya,” ungkap Dandim Indra. Ia juga menambahkan bahwa area yang luas memerlukan bantuan alat berat untuk menangani masalah ini secara efektif.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUTRPRKP Kabupaten Pangandaran, Indra, menjelaskan bahwa pihaknya tengah berupaya mengoptimalkan saluran irigasi untuk mengantisipasi kekeringan di sawah-sawah Kabupaten Pangandaran, termasuk di Desa Babakan, Purbahayu, dan Pananjung. Menurutnya, Bendungan Matras mengalami kebocoran yang sebelumnya sudah ditangani, dan saat ini sedang dilakukan rehabilitasi jaringan saluran sekunder Karang Golecak untuk mengairi sawah di wilayah tersebut.

“Kami sedang melakukan pemeliharaan jaringan irigasi yang bersumber dari Bendungan Matras, dan setelah selesai, air akan dialirkan kembali menggunakan sistem pompanisasi,” jelas Indra.

Terkait dugaan bahwa SPAM PDAM menjadi penyebab terganggunya aliran air, hasil pengecekan menunjukkan bahwa bukan sistem ini yang menyebabkan masalah. Menurut PLT Kabag Teknik PDAM Pangandaran, Hermayadi, SPAM PDAM beroperasi selama 15 jam setiap hari dan hanya menyedot 40 liter per detik, jauh di bawah izin maksimal 100 liter per detik.

“Aliran air yang mengalir ke Bendungan Matras lebih banyak, sekitar 150 liter per detik, jadi jelas bahwa operasi PDAM tidak mengganggu aliran sungai menuju bendungan,” ujar Hermayadi. 

Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini agar sistem irigasi bisa kembali berfungsi dan petani di tiga desa terdampak dapat segera menikmati pasokan air untuk sawah mereka.







Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Pemerintahan Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini