KAWASAN pantai di bagian selatan Jawa Barat seolah tiada
habisnya. Mulai Pantai Pangandaran, Batu Hiu, sampai Pantai Batu Karas,
Kabupaten Ciamis. Panorama pantai dengan ombaknya yang menyapu pasir
begitu menakjubkan.
Sejak terjadinya bencana alam tsunami sekitar empat tahun lalu, Pantai
Pangandaran kembali berbenah. Tempat penginapan pun sudah menggeliat.
Perahu-perahu juga sudah siap untuk mengantar wisatawan melakukan
eksplorasi wahana yang lebih dalam lagi.
Ada kawasan hutan lindung, Gua Jepang, dan pantai pasir putih.
Tempat-tempat ini bisa dijangkau dengan hanya berjalan kaki, dengan
mulai memasuki hutan lindung. Namun, jangan kaget kalau puluhan monyet
akan berada di sepanjang jalan di hutan, dan bahkan hingga ke bibir
pantai.
Lokasi pertama yang terlihat adalah Gua Jepang. Tempat ini sebenarnya
lebih tepat disebut bungker karena terbuat dari beton yang digunakan
sebagai benteng pertahanan Jepang dari serangan sekutu pada Perang
Pasifik.
Menurut Supriyanto, warga Pangandaran, gua itu hanya memiliki panjang
kurang lebih 10 meter. "Sebenarnya bungker karena untuk gudang amunisi
sekaligus digunakan sebagai benteng pertahanan," ujarnya kepada Tribun, akhir pekan kemarin. Sayangnya, gua itu tidak terawat dengan baik.
Setelah melewati gua, hamparan pasir putih tampak di timur hutan lindung. Tempat ini cocok untuk snorkeling atau selam permukaan. Ada beberapa orang yang menyewakan peralatan snorkeling, seperti kacamata renang, pelampung, masker, dan kaki katak.
Namun, jumlah pengunjung di pantai ini diperkirakan menurun signifikan.
Hal itu diakibatkan adanya bencana alam yang terjadi di Indonesia selama
dua bulan terakhir. Wisatawan enggan mengunjungi objek pantai.
Supriyanto menambahkan, wisatawan mancanegara dan domestik biasanya
memenuhi seluruh bibir pantai Pangandaran pada akhir pekan. Namun, sejak
terjadinya bencana alam gempa bumi dan tsunami di Mentawai, jumlah
wisatawan sangat menurun.
"Apalagi bencana Gunung Merapi, yang juga berdampak hujan abu vulkanik
di Pantai Pangandaran. Wisatawan jelas takut kalau banyak bencana alam.
Belum lagi mendung dan intensitas hujan yang tinggi," kata pria berusia
50 tahun ini.
Sebagai upaya mengantisipasi bencana tsunami, beberapa tanda untuk
berlari ke tempat aman dipasang di Pangandaran. Selain itu, hutan
lindung ternyata menjadi pengamanan paling penting dalam mengantisipasi
terjadinya tsunami.
"Hutan lindung ini luasnya sekitar 750 hektare. Untung pada saat
terjadinya tsunami ada hutan lindung ini. Jadi, ombak sudah ditahan dan
terpecah melalui hutan," katanya.
Sepinya pengunjung juga tampak di Pantai Batu Hiu. Di pantai dengan
pasir cokelat kehitaman yang halus ini tidak tampak wisatawan satu pun.
Padahal, keindahan panoramanya tidak kalah menakjubkan walaupun tidak
diperkenankan berenang karena ombak yang begitu besar.
Dari sejumlah objek wisata pantai yang terletak di selatan Jawa Barat
itu, tidak semua dimaksimalkan potensinya. Infrastruktur jalan menuju
objek wisata dan juga fasilitas pendukungnya belum tergarap dengan baik,
seperti di Pantai Batu Hiu dan Pantai Karangtawulan. Padahal,
keberadaan objek wisata pantai ini bisa menjadi sumber pendapatan daerah
yang tidak sedikit. (TribunJabar)