Wisata dan Kuliner
Si Manis dari Ciokong

Si Manis dari Ciokong

Kurang lebih 5 km dari pantai pangandaran terdapat sebuah kampung bernama Ciokong. Kampung Ciokong termasuk dalam wilayah Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Ciamis. Ciokong merupakan kampung yang rata-rata penghasilan penduduknya berasal dari gula merah olahan sendiri / home industry.

Ibu Nasiah dan bapak Hasim adalah salah satu contoh dari sekian banyak pembuat gula merah di Ciokong. Wanita berusia 56 tahun itu ramah menyambut kunjungan kami. Rupanya rumah ibu Nasiah, terlebih dapur tempat ia membuat gula merah, sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka tentang pembuatan gula merah. Sejak kecil hingga menikah dan memiliki anak, ibu Nasiah telah menjadi pembuat gula merah. Terhitung 20 tahun sudah ibu Nasiah menjadi pembuat gula merah dengan modal 26 pohon kelapa.

Proses produksi gula merah tidak terlalu sulit. Yang dikumpulkan dari pohon kelapa milik ibu Nasiah adalah langgari atau bunga kelapa. Bila langgari diiris maka akan keluar air yang disebut lahang atau nira. Agar kotoran dan binatang tidak ikut ke dalam tampungan, lahang disaring terlebih dahulu. Biasanya dari 1 langgari diperoleh 1,5 liter lahang. Selanjutnya lahang dimasak selama 3 jam. Di dapur ibu Nasiah kami melihat tungku tradisional dengan bahan bakar kayu, sabut kelapa dan tempurung. Selama dimasak lahang diaduk terus dan dikasih sedikit apu sirih (kapur) yang berfungsi agar gula tidak asam.

Lahang dimasak sampai kental dan menjadi gula. Bila sudah kental, terus diaduk hingga dingin dan siap dicetak. Perlu diingat, jangan sampai gula menjadi terlalu dingin karena otomatis sudah kaku dan tidak bisa dicetak. Cetakan gula terbuat dari bambu berdiameter 1 cm dan lebar 1 cm. Nama cetakan gula ini adalah sengkang. Sendok yang biasa dipakai untuk menuang gula ke sengkang bernama etok. Bila sudah dicetak, biarkan gula merah mengeras dan bisa dikeluarkan dari sengkang untuk dikemas. Kemasan gula merah cukup menarik, terbuat dari daun kelapa kering berbentuk keranjang.

Dalam sehari ibu Nasiah memproduksi 8 kg gula, dipatok harga Rp. 7.000. Rata-rata semua pembuat gula di Ciokong menjual hasil produksi mereka ke ranting-ranting atau pengepul.

Kadang-kadang ibu Nasiah gagal membuat gula. Gula yang rusak tersebut disebut gula ketok. Tapi jangan salah, gula ketok masih bisa digunakan! Ya, gula ketok merupakan salah satu bahan untuk membuat kecap. Gula be\'es atau gula gagal ini justru dibutuhkan dalam pembuatan kecap.

Di dapur ibu Nasiah, selain mencicipi gula merah, kami juga disuguhi wajit. Ternyata proses pembuatan wajit juga tidak susah.

Bahan-bahan :
1 kg tepung beras
3 kg gula merah
6 butir kelapa parut (muda)

Cara membuat :
Semua bahan di atas dicampur, dimasak sampai kering dan diangkat. Wajit lantas dibungkus menggunakan kertas minyak dan dijemur. Setelah proses penjemuran wajit siap dijual. Mudah bukan?

Kampung Ciokong memang tidak setenar Pangandaran namun di sana ada kehidupan milik Indonesia... kehidupan para pembuat gula merah.

Sumber : http://aci.detik.com



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Wisata dan Kuliner Lainnya
Menunggu Jalur Kereta Banjar Pangandaran Kembali Dibuka, Segerakah?
Menunggu Jalur Kereta Banjar Pangandaran Kembali Dibuka, Segerakah?
Senin, 07 Oktober 2013 12:05 WIB
Hari ini saya membaca sebuah berita menarik di InilahKoran, kenapa menarik? berita pembukaan kembali jalur kereta yang mati di Indonesia memang satu hal yang menarik, bagaimana tidak dikala negara lain membuka jalur baru justru di Indonesia
Tips Puasa Ramadhan Kuat & Sehat
Tips Puasa Ramadhan Kuat & Sehat
Jum'at, 19 Juni 2015 05:38 WIB
Bulan Ramadhan telah datang, seringkali kita mendapati suasana bulan puasa identik dengan pemandangan orang-orang yang lemas dan tidak bersemangat. namun bila kita perhatikan, ada segelintir orang yang walau berpuasa namun tetap bugar, apa ya rahasianya?
Ibadah Puasa Menemani Di Dalam Kubur
Ibadah Puasa Menemani Di Dalam Kubur
Rabu, 01 Agustus 2012 12:28 WIB
Seorang Sufi besar bernama Sufyan Ats-Tsauri mengisahkan sebagai berikut, Aku telah tinggal di Makkah dalam kurun waktu yang lama. Ada salah seorang laki-laki dari penduduk Makkah yang setiap harinya selalu datang ke masjid pada tengah hari
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini