Pangandaran, sebuah destinasi yang indah saat ini dihadapkan dengan cuaca yang tidak menentu, memberikan tantangan besar bagi para nelayan setempat, perubahan iklim global membawa dampak serius yang mempengaruhi hasil tangkapan dan keberlanjutan mata pencaharian mereka.
Gelombang cuaca ekstrem, perubahan suhu laut, dan hujan yang tidak teratur mengakibatkan aktivitas penangkapan ikan menjadi tidak bisa diprediksi. Nelayan di Pangandaran harus menghadapi risiko tinggi ketika melaut karena cuaca yang sulit di prediksi mengancam keselamatan mereka. Selain itu, perubahan suhu laut juga mempengaruhi hasil penangkapan ikan dan menyulitkan nelayan dalam menemukan lokasi penangkapan yang optimal.
Kondisi cuaca yang tidak menentu menuntut kreativitas dan ketangguhan dari komunitas nelayan di pangandaran agar mereka dapat tetap berkelanjutan dalam menghadapi perubahan lingkungan yang cepat. Kerja sama antar nelayan juga menjadi kunci, dengan saling berbagi informasi dan pengalaman untuk meningkatkan kekuatan mereka terhadap cuaca yang tidak menentu.
Hasil Tangkapan Menurun
Dalam menghadapi permasalahan ini, para nelayan di Pangandaran, seperti Oyon (62) yang sudah puluhan tahun menjalani profesi sebagai nelayan. Dengan pengalaman panjangnya sebagai nelayan, Oyon sudah sering mengalami tantangan cuaca yang tidak menentu pada saat menangkap ikan. Meski begitu, sepanjang perjalanan dia telah mengembangkan kemampuan membaca tanda tanda alam.
Saat badai tiba tiba menerjang, Oyon mengembangkan berbagai strategi yang sesuai dengan keadaan, “ ya berhenti kepinggir sebentar, diem aja ngeliat gimana kira kira sambil ikutin arus,” ada kalanya dia memilih untuk berhenti sejenak membiarkan badai berlalu, dan kadang dia memutuskan untuk mengikuti arus laut. Kecerdikan dan pengalaman melautnya menjadi kunci untuk tetap bertahan di tengah badai yang melanda.
Namun, cuaca yang tidak menentu bukan satu satunya tantangan yang harus dihadapi oleh Oyon. Cuaca yang tidak menentu, terutama saat hujan deras itu dapat memengaruhi hasil penangkapan ikan dan pendapat ikan berkurang.
Meski begitu, dalam situasi cuaca yang tidak menentu belakangan ini, Oyon dengan tekad dan semangat tetap menjalankan aktivitas melautnya. Sebagai seorang nelayan, dia menganggap bahwa melaut dalam segala kondisi lebih baik daripada hanya duduk diam dirumah. “daripada dirumah diem kan mendingan keluar usaha cari kerja, kan kalo keluar rumah pasti ada (penghasilan) ya lumayan buat kehidupan.”
Oyon juga menetapkan jadwal harian untuk pergi melaut, dimulai dari pukul 06.00 hingga 16.00 WIB, dimana dia sibuk menangkap ikan. Namun ketika hujan turun biasanya jadwalnya seringkali bergeser menjadi siang atau menunggu sebentar, “saya pergi kelaut dari jam 6 pagi, kalo cuaca kaya gini (hujan) ya saya tunggu dulu sebentar, tapi kalo lama saya berangkatnya jadi siang, ya ginilah kalo ujan semuanya jadi telat.”
Selain sebagai nelayan, Oyon juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai tukang bangunan, ketika cuaca tidak menentu atau sulit mendapatkan ikan, menjadi tukang bangunan adalah alternatif lain untuk tetap produktif, “saya juga kalo lagi susah nangkep ikan biasanya saya jadi tukang bangunan, kaya waktu itu kerja jadi tukang bangunan 3 bulan tapi saya balik lagi jadi nelayan,” Ucap Oyon yang saat itu sambil membereskan jaring.
Kreativitas dan Kerja Sama
Rudi (45) juga merasakan hal yang sama, seorang nelayan yang telah berprofesi selama 15 tahun. Kondisi cuaca yang tidak menentu, angin besar, dan gelombang laut seringkali menjadi tantangan sehari hari yang harus dihadapi oleh para nelayan. Tapi teknologi modern membantu Rudi untuk memprediksi atau memeriksa kondisi cuaca, dengan adanya aplikasi cuaca Rudi dapat memeriksa kondisi laut sebelum pergi melaut.
“ada sekarangmah kan di aplikasi, kadang kalo lagi mau nge cek ya di cek dulu, sekarang kan udah gampang bisa nge cek lewat apa aja,” Ucap Rudi untuk meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Namun bagaimana pun juga, cuaca tetap tidak selalu bisa di prediksi, meskipun ada aplikasi cuaca, kondisi laut tetap tidak pasti.
Rudi mengungkapkan terkadang cuaca yang tidak menentu terutama saat hujan dapat mengurangi hasil tangkapan, “kalo hujan dapetnya sedikit, soalnya lumayan susah tapi kadang ga nentu, tapi sekarang susah karena lagi hujan terus.”
Dia bilang, akhir akhir ini cuaca memang tidak menentu dan tidak bersahabat untuk para nelayan, angin kencang menyebabkan gelombang tinggi membuat mereka kesulitan mencari ikan. Meski dalam kondisi cuaca membahayakan dengan gelombang tinggi disertai angin kencang Rudi tetap berangkat melaut.
“kita mah disini udah biasa cuman kadang telat meskipun hujan besar juga pergi ke tengah, tetep nangkep ikan yang penting udah tau caranya,” Rudi mengatakan hal itu sudah biasa dilakukan karena sering mengalami.
Kehidupan nelayan tidak selalu berpusat pada lokasi tertentu, Rudi menceritakan bahwa menangkap ikan bisa berpindah pindah tergantung banyaknya ikan ada di pantai mana, “ya kalo ada di Bojongsalawe, Batu Karas kita berangkat jadi ga nentu lah, ngeliat banyaknya aja di mana,” Kata Rudi.
Untuk mengatasi cuaca yang tidak pasti ini, Rudi dan nelayan lainnya sepakat membentuk kelompok, “kita kan bikin kelompok buat ngambil ikan nya, jadi pas beres nangkap ikan langsung kita bagi hasilnya sesuai ada berapa orang, karena di daerah sini nelayan nya ga terlalu banyak, apalagi kalo hujan gini ya kita pasti bareng bareng.”
Kesepakatan mereka untuk membagi hasil tangkapannya dan saling membantu karena sekarang ini cuaca tidak dapat di prediksi yang meyebabkan pendapatan nelayan menurun, ini menjadi kunci keberhasilan dalam menjalani kehidupan sebagai nelayan dan berhasil membnetuk kerjasama yang baik.