Secara
geografis lokasi wisata Pantai Pangandaran termasuk bagian dari wilayah
Kabupaten Ciamis jawa barat. Untuk mencapai lokasi, dari kota Ciamis
kita harus melewati kota Banjar, Banjarsari, lalu desa kali Peucang
sebelum sampai di obyek wisata Pantai Pangandaran.
Sedikit
intermezzo; bagi sebagian orang yang sempat mengikuti kisah pelarian
napi Johny Indo dan kawan-kawan dari LP Permisan Nusa Kambangan Cilacap
jawa Tengah sekitar Tahun 1982, para napi tersebut tertangkap di daerah
Kali Peucang Ciamis Jawa Barat setelah berhasil menyeberangi Sagara
Anakan yang berbatasan dengan wilayah Jawa Barat di daerah kali Peucang
Sebelum kita sampai di gerbang masuk pantai Pangandaran, kita akan melihat rambu-rambu penunjuk arah ke obyek wisata lain sekitar pantai pangandaran seperti karang Nini, batu Layar, Grand canyon dan batu karas yang kini telah menjadi tujuan utama para wisatawan domestik dan Turis asing yang ingin berselancar.
Dan begitu
kita tiba di Gerbang masuk wisata Pantai Pangandaran, kita dihadapkan
pada pemandangan dimana begitu banyak hotel mulai dari yang sekelas
losmen hingga hotel berbintang. Dan bagi mereka yang lebih berminat
menyewa bungalow, disanapun tersebar macam-macam bungalow yang siap
menampung acara liburan keluarga, bahkan tak sedikit pula rumah-rumah
penduduk yang disewakan, ada yang ber-AC juga non AC.
Bagi
pengunjung yang masih awam dengan lokasi wisata Pantai Pangandaran, tak
perlu risau karena akan sangat mudah menemukan pemandu yang bias
mengantar berkeliling untuk mencari hotel/bungalow sesuai yang diminati.
Sedikit gambaran situasi saat liburan di lokasi Pantai Pangandaran ;
Lokasi Pantai Pangandaran banyak diminati para wisatawan domestik juga mancanegara, selain karena jarak yang tidak terlalu jauh dan relatif mudah dijangkau dengan kendaraan beroda empat, juga karena sarana lainnya yang sangat mudah didapat di lokasi wisata tersebut seperti mudahya para wisatawan mencari berbagai makanan. Selain resto yang menyajikan sea Food, makanan lainpun tak sulit diperoleh, bahkan bila libur besar tiba akan mudah sekali ditemukan penjual makanan “boyongan” dari Ciamis dan Bandung yang menjual aneka makanan yang sudah sangat familiar dengan pengunjung. Sehingga bisa dikatakan bahwa pesona Pantai Pangandaran bukan hanya wisata lautnya tapi terutama adalah wisata kulinernya.
Dan bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin, bisa bermain berbagai boat di laut dengan atraksi yang cukup menegangkan.
Namun dibalik gebyar wisata yang pastinya mendatangkan PAD cukup besar bagi Kas Daerah, sungguh disayangkan karena ternyata lokasi wisata tersebut berkembang tak terarah dan tanpa perencanaan tata Kota yang jelas sehingga tampak kumuh dan tak beraturan.
Tengok
saja maraknya PKL yang berjualan makanan dan pakaian yang berderet
memenuhi pinggir jalan hingga menghalangi pemandangan ke laut dari arah
hotel, sampah yang berserakan terkesan jorok tak terurus, jalan-jalan
berlubang tak pernah ada perbaikan padahal jalan itulah yang selalu
dilewati para wisatawan untuk berjalan-jalan dan bersepeda di sekitar
Pantai pangandaran, pantaipun kotor dengan sampah yang berserakan.
Penjualan
tiket masuk di pintu gerbang wisatapun terkesan asal-asalan dan tak
sedikit yang bisa masuk tanpa tiket setelah membayar sejumlah uang.
Di sudut
jalan di pinggir pantai masih tampak bekas bangunan hotel milik Pemda
yang hancur karena Tsunami 2006 silam, yang hingga saat ini masih
teronggok tak jelas akan dijadikan apa? Padahal daerah tersebut
merupakan daerah emas bagi pariwisata.
Kondisi
seperti ini sungguh mengherankan, karena seakan Pemda Ciamis tidak
memperhatikan sehingga tidak mengetahui atau tidak mau tahu ?! Padahal
PAD yang masuk kas Pemda jelas cukup besar nilainya !!!
Sangat
disayangkan apabila keadaan tak terurus dengan perkembangannya yang tak
terarah ini pada akhirnya mungkin saja bisa menyurutkan minat para
wisatawan untuk berkunjung ke pantai Pangandaran.
Seyogyanya pemda Ciamis punya kepedulian yang besar untuk menata ulang lingkungan tata Kota Pantai Pangandaran sebagai lokasi wisata yang nyaman dan menyenagkan.
Karena dengan kondisi sekarang yang semrawut dan tak terurus itu, ibarat “Seorang Primadona yang sexy namun tak mampu merawat diri hingga bukan lagi sexy dan cantik yang nampak namun seorang wanita cantik yang amburadul”.
Penulis adalah Blogger Kompasiana dengan Profile http://www.kompasiana.com/debby