Adu domba adalah salah salah satu kesenian taradisional bagi sebagian masyarakat Jawa Barat, Eksistensinya dipertahankan hingga sekarang karena kesenian ini merupakan peninggalan nenek moyang orang sunda yang harus kita lestarikan bersama.Adapun cara yang dilakukan oleh kebanyakan warga Jawa Barat yaitu dengan mengadakan Festival Seni Ketangkasan Domba.
Di Pangandaran Festival Seni Ketangkasan Domba di selenggarakan setiap tahunya berbarengan dengan Festival Layang-layang yaitu pada bulan Juli, para pesertanya datang dari beberapa Kabupaten se-Jawa Barat, selain ajang pamer ketangkasan hewan ternaknya, para pemilik domba-domba aduan ini juga pada akhirnya bisa menaikan gengsi dan nilai jual dombanya.
Untuk lebih menarik perhatian warga Seni Ketangkasan Domba diringi musik tradisional Pencak Silat, yang terus mengalun mengiringi atraksi ketangkasan domba, tidak lupa para pelatih dan pemilik domba ikut menari memberi dukungan kepada dombanya.
Seni Ketangkasan Domba dilengkapi oleh juri penilai dan wasit, biasanya setiap pertandingan dibagi ke dalam dua ronde, dan masing-masing ronde terdiri dari sepuluh kali tumbukan kepala. Adu ketangkasan ini juga dibagi ke dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan bobot domba petarung.
Ada pun beberapa syarat yang harus dimiliki para pemilik domba, agar dombanya masuk dalam kriteria layak tarung, yaitu harus memiliki tanduk, masuk kedalam bobot yang ditentukan, dan tentu hanya domba sehat yang diperbolehkan mengikuti adu ketangkasan.
Selain untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang Festival Seni Ketangkasan Domba yang di selenggarakan di pangandaran juga ikut andil dalam promosi wisata Pantai Pangandaran, itu terlihat dari animo warga dari luar pangandaran yang sengaja datang untuk melihat Festival Seni Ketangkasan Domba.