Wisata dan Kuliner
Gua Keramat dan Gua Miring Asyik untuk Dijelajahi

Gua Keramat dan Gua Miring Asyik untuk Dijelajahi

PANTAI Pangandaran Ciamis, selalu saja menyedot banyak wisatawan tiap kali musim liburan. Mereka yang ingin bersenang-senang di pantai tersebut, bisa bermain pasir, berbasah-basah menikmati deburan ombak, atau menjelajahi bibir pantai dengan perahu.

Pengunjung Pantai Pangandaran pun bisa menyewa sepeda tandem dan kendaraan ATV. Bisa juga menguji nyali dengan menaiki banana dan donat boat, yang sesekali pengelolanya iseng dengan sengaja menjempalikan penumpangnya di laut.

Namun, begitu banyaknya wisatawan yang memadati pantai barat dan timur Pangandaran, sedikit saja yang menyempatkan diri bermain di Taman Cagar Alam Pangandaran. Padahal di lokasi tersebut, pemandangan alamnya tidak kalah menarik. Banyak pohon-pohon tinggi dan rindang, memberikan udara segar, di saat cuaca sekitar Pantai Pangandaran cenderung terik dan panas.

Selain aneka pohon yang sudah berusia tua, dalam Taman Cagar Alam Pangandaran bisa diihat tingkah polah ratusan monyet. Wisatawan bisa bercengkerama dengan binatang tersebut, asal berbekal kacang. Sesekali juga bisa dilihat kemunculan biyawak. Atau kalau ingin lebih seru, coba menyusuri Gua Parat/Keramat dan Gua Miring.
landak

Di sana tidak hanya menjumpai hewan landak yang sudah jinak dan kelelawar yang bergelantungan. Tapi juga wisatawan bisa menikmati keunikan-keunikan alam di sana. Bebatuan di dalam gua baik yang stalagtit maupun stalagnit, banyak yang menyerupai bentuk hewan, organ tubuh manusia, dan benda-benda lainnya.

Jangan terlalu kaget di lubang masuk Gua Keramat terdapat dua pusara. Pada dua pusara tersebut, sebenarnya tidak ada jasad manusia yang dimakamkan. "Itu hanya simbol saja. Pusara itu untuk mengingatkan, bahwa di sana pernah ada dua orang, yakni Syech Ahmad dan Syech Muhamad yang pernah menyebarkan ajaran Islam," tutur seorang pemandu wisata, Suparmin (32).

Beberapa meter memasuki Gua Keramat, pengunjung harus agak merunduk karena lorong yang bisa dilintasi sangat pendek. Setelah bisa berdiri dengan tegak, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Pertama bisa melihat batu ukuran besar yang bentuknya menyerupai hewan unta. Tidak jauh dari situ, ada batu yang memancarkan kilau-kilau bulir air. Batu yang disebut batu kristal itu, seolah basah namun saat dipegang ternyata kering.

Lebih kedalam perut Gua Keramat, bisa ditemui batu kelamin. Di sana ada dua batu, yang satu menyerupai alat kelamin pria, satu laginya mirip alat kelamin wanita. Ada kepercayaan yang tumbuh di sana, jika tidak ingin kehilangan pasangan, maka seorang lelaki harus memegang batu yang mirip alat kelamin wanita. Sebaliknya, yang wanita memeluk batu alat kelamin pria.

Karena keunikan-keunikan berbagai batu, Gua Keramat pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film horor "Mak Lampir", dan "Marina Putri Duyung". Tokoh "Mak Lampir" pun memanfaatkan keberadaan salah satu batu di dalam gua tersebut, sebagai alat kekuatannya. Batu yang dimaksud, yakni batu cikaracak. Diceritakan, pada batu cikaracak, "Mak Lampir" bisa becermin atau ingin mengetahui lokasi lawannya.

Batu cikaracak di bagian atasnya membentuk cekungan. Cekungan tersebut akibat terkena tetesan air dari atasnya yang terus menerus. Setelah membentuk cekungan, air yang menetes pun dapat tertampung. Tidak pernah kering walaupun di musim kemarau.

Dalam Gua Keramat, pengunjung bisa bermain-main dengan empat ekor landak yang sudah jinak. Menurut Suparmin, semula jumlah landak tersebut hanya sepasang, pemberian seorang turis dari Afrika. Pasangan landak tersebut diberi nama Johni untuk yang jantan, sedangkan yang betina diberi nama Lince. Pasangan landak itu kini sudah melahirkan dua anak. Anak pertama sudah memiliki nama, yakni Udin. Sedangkan satunya lagi belum punya nama. Selama ini, landak-landak tersebut mendapat makanan kacang dari para pengunjung gua.

Tepat di atas tempat kediaman landak, banyak bergelantungan kelelawar. Sayang di area sekitar itu, ada bekas galian untuk keperluan shoting film. Galian di sana kurang membuat nyaman bagi pengunjung Gua Keramat.

Hampir mendekati ujung gua, jangan lewatkan juga untuk melihat batu berbentuk paha ayam. Pengunjung juga bisa bermain-main dengan batu kendang dan batu goong. Sangat menyenangkan saat memukul kedua batu tersebut. Batu kendang saat dipukul mengeluarkan bunyi seperti kendang, demiking juga batu goong ketika dipukul terdengar bunyi goong.

Gua Keramat berujung di tepi Pantai Timur Pangandaran. Di akhir gua tersebut masih banyak ditemukan bebatuan yang unik. Ada batu yang terbentuk menyambung dari atas dan bawah. Para pengunjung pun bisa berpose dengan latar belakang batu yang mirip seekor gajah betina dan anaknya.

Keluar dari Gua Keramat, pengunjung Taman Cagar Alam Pangandaran bisa menjajal Gua Miring. Di awal masuk Gua Miring jalannya tidak lebar hanya rongganya cukup tinggi. Tidak jauh beda dengan Gua Keramat, Gua Miring juga dipenuhi batu-batu unik.

Ada batu yang berbentuk mirip pocong. Di hadapan batu pocong tersebut ada batu mirip seorang ibu menggendong anaknya. Cerita yang berkembang di masyarakat setempat, ibu yang menggendong bayinya itu ingan memperoleh kekayaan dengan cepat. Hanya, caranya yang salah karena harus mengorbankan anaknya ke pocong tersebut.

Usai melintasi batu pocong, bisa dilihat juga tumpukan batu yang mirip membentuk tulang punggung manusia. Lantas mengapa gua ini disebut Gua Miring? Ternyata saat pengunjung hendak keluar di ujung gua, harus melintasi lorong yang sempit dan memiringkan badan. Jalan keluar dari gua tertutup tumpukan batu, sementara dinding gua miring. Tapi percayalah setelah keluar dari gua tersebut badan kita atau otak kita: tidak akan miring. (Sumber dari PikiranRakyat)



#




Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Wisata dan Kuliner Lainnya
Catatan Liburan Mas Hari ke Pangandaran: Hari Kedua
Catatan Liburan Mas Hari ke Pangandaran: Hari Kedua
Senin, 07 November 2011 05:36 WIB
Wah, setelah lelap pulas tertidur semalaman untuk melepas lelah, maka pagi hari kedua ini kami berjalan-jalan lagi di pantai Batu Karas sambil menunggu waktu sarapan tiba. Pagi hari begini masih sepi masih belum ada wisatawan lokal yang berkunjung. Penduduk setempat termasuk rajin bergotong royong dalam menjaga kebersihan jalan dan pantai, semua sampah disapu dan dimasukkan ke dalam tempat sampah
Pakis Campur Kecombrang, Catatan Kuliner Purba
Pakis Campur Kecombrang, Catatan Kuliner Purba
Sabtu, 02 Oktober 2010 10:54 WIB
Esoknya di Pangandaran, adik ipar menjamu saya dengan sayur yang sungguh asing di lidah saya. Ketika saya tanyakan, dia menjawab, sayur pakis. Masya Allah, saya kaget bukan kepalang. Perasaan apa dalam benak, saya tidak bisa menjabarkannya. Yang jelas, saya sangat bersyukur akhirnya bisa merasai sayur pakis.
Paradiso Tersembunyi Tanah Pasundan
Paradiso Tersembunyi Tanah Pasundan
Jum'at, 06 Mei 2011 09:44 WIB
Green Canyon berada di Cijulang, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 285 km dari Jakarta (31 km dari Pantai Pangandaran).Tempat ini merupakan sekelompok gua, dengan stalagtit dan stalagmit yang tersembunyi di balik tebing-tebing hijau
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini