Gua Keramat dan Gua Miring Asyik untuk Dijelajahi
Minggu, 08 Mei 2011 18:51 WIB | 8.046 Views
PANTAI Pangandaran Ciamis, selalu saja menyedot banyak wisatawan tiap
kali musim liburan. Mereka yang ingin bersenang-senang di pantai
tersebut, bisa bermain pasir, berbasah-basah menikmati deburan ombak,
atau menjelajahi bibir pantai dengan perahu.
Pengunjung Pantai
Pangandaran pun bisa menyewa sepeda tandem dan kendaraan ATV. Bisa juga
menguji nyali dengan menaiki banana dan donat boat, yang sesekali
pengelolanya iseng dengan sengaja menjempalikan penumpangnya di laut.
Namun,
begitu banyaknya wisatawan yang memadati pantai barat dan timur
Pangandaran, sedikit saja yang menyempatkan diri bermain di Taman Cagar
Alam Pangandaran. Padahal di lokasi tersebut, pemandangan alamnya tidak
kalah menarik. Banyak pohon-pohon tinggi dan rindang, memberikan udara
segar, di saat cuaca sekitar Pantai Pangandaran cenderung terik dan
panas.
Selain aneka pohon yang sudah berusia tua, dalam Taman
Cagar Alam Pangandaran bisa diihat tingkah polah ratusan monyet.
Wisatawan bisa bercengkerama dengan binatang tersebut, asal berbekal
kacang. Sesekali juga bisa dilihat kemunculan biyawak. Atau kalau ingin
lebih seru, coba menyusuri Gua Parat/Keramat dan Gua Miring.
Di sana tidak hanya menjumpai hewan landak yang sudah jinak dan
kelelawar yang bergelantungan. Tapi juga wisatawan bisa menikmati
keunikan-keunikan alam di sana. Bebatuan di dalam gua baik yang
stalagtit maupun stalagnit, banyak yang menyerupai bentuk hewan, organ
tubuh manusia, dan benda-benda lainnya.
Jangan terlalu kaget di
lubang masuk Gua Keramat terdapat dua pusara. Pada dua pusara tersebut,
sebenarnya tidak ada jasad manusia yang dimakamkan. "Itu hanya simbol
saja. Pusara itu untuk mengingatkan, bahwa di sana pernah ada dua orang,
yakni Syech Ahmad dan Syech Muhamad yang pernah menyebarkan ajaran
Islam," tutur seorang pemandu wisata, Suparmin (32).
Beberapa
meter memasuki Gua Keramat, pengunjung harus agak merunduk karena lorong
yang bisa dilintasi sangat pendek. Setelah bisa berdiri dengan tegak,
pengunjung akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Pertama bisa
melihat batu ukuran besar yang bentuknya menyerupai hewan unta. Tidak
jauh dari situ, ada batu yang memancarkan kilau-kilau bulir air. Batu
yang disebut batu kristal itu, seolah basah namun saat dipegang ternyata
kering.
Lebih kedalam perut Gua Keramat, bisa ditemui batu
kelamin. Di sana ada dua batu, yang satu menyerupai alat kelamin pria,
satu laginya mirip alat kelamin wanita. Ada kepercayaan yang tumbuh di
sana, jika tidak ingin kehilangan pasangan, maka seorang lelaki harus
memegang batu yang mirip alat kelamin wanita. Sebaliknya, yang wanita
memeluk batu alat kelamin pria.
Karena keunikan-keunikan berbagai
batu, Gua Keramat pernah dijadikan lokasi pengambilan gambar film horor
"Mak Lampir", dan "Marina Putri Duyung". Tokoh "Mak Lampir" pun
memanfaatkan keberadaan salah satu batu di dalam gua tersebut, sebagai
alat kekuatannya. Batu yang dimaksud, yakni batu cikaracak. Diceritakan,
pada batu cikaracak, "Mak Lampir" bisa becermin atau ingin mengetahui
lokasi lawannya.
Batu cikaracak di bagian atasnya membentuk
cekungan. Cekungan tersebut akibat terkena tetesan air dari atasnya yang
terus menerus. Setelah membentuk cekungan, air yang menetes pun dapat
tertampung. Tidak pernah kering walaupun di musim kemarau.
Dalam
Gua Keramat, pengunjung bisa bermain-main dengan empat ekor landak yang
sudah jinak. Menurut Suparmin, semula jumlah landak tersebut hanya
sepasang, pemberian seorang turis dari Afrika. Pasangan landak tersebut
diberi nama Johni untuk yang jantan, sedangkan yang betina diberi nama
Lince. Pasangan landak itu kini sudah melahirkan dua anak. Anak pertama
sudah memiliki nama, yakni Udin. Sedangkan satunya lagi belum punya
nama. Selama ini, landak-landak tersebut mendapat makanan kacang dari
para pengunjung gua.
Tepat di atas tempat kediaman landak, banyak
bergelantungan kelelawar. Sayang di area sekitar itu, ada bekas galian
untuk keperluan shoting film. Galian di sana kurang membuat nyaman bagi
pengunjung Gua Keramat.
Hampir mendekati ujung gua, jangan
lewatkan juga untuk melihat batu berbentuk paha ayam. Pengunjung juga
bisa bermain-main dengan batu kendang dan batu goong. Sangat
menyenangkan saat memukul kedua batu tersebut. Batu kendang saat dipukul
mengeluarkan bunyi seperti kendang, demiking juga batu goong ketika
dipukul terdengar bunyi goong.
Gua Keramat berujung di tepi
Pantai Timur Pangandaran. Di akhir gua tersebut masih banyak ditemukan
bebatuan yang unik. Ada batu yang terbentuk menyambung dari atas dan
bawah. Para pengunjung pun bisa berpose dengan latar belakang batu yang
mirip seekor gajah betina dan anaknya.
Keluar dari Gua Keramat,
pengunjung Taman Cagar Alam Pangandaran bisa menjajal Gua Miring. Di
awal masuk Gua Miring jalannya tidak lebar hanya rongganya cukup tinggi.
Tidak jauh beda dengan Gua Keramat, Gua Miring juga dipenuhi batu-batu
unik.
Ada batu yang berbentuk mirip pocong. Di hadapan batu
pocong tersebut ada batu mirip seorang ibu menggendong anaknya. Cerita
yang berkembang di masyarakat setempat, ibu yang menggendong bayinya itu
ingan memperoleh kekayaan dengan cepat. Hanya, caranya yang salah
karena harus mengorbankan anaknya ke pocong tersebut.
Usai
melintasi batu pocong, bisa dilihat juga tumpukan batu yang mirip
membentuk tulang punggung manusia. Lantas mengapa gua ini disebut Gua
Miring? Ternyata saat pengunjung hendak keluar di ujung gua, harus
melintasi lorong yang sempit dan memiringkan badan. Jalan keluar dari
gua tertutup tumpukan batu, sementara dinding gua miring. Tapi
percayalah setelah keluar dari gua tersebut badan kita atau otak kita:
tidak akan miring. (Sumber dari PikiranRakyat)
Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran.
Kirimkan tulisan anda melalui
Kontribusi dari Anda
Berikan Komentar Via Facebook