Saung Kelapa, Dari Pemanfaatan Limbah Hingga Pemberdayaan Masyarakat
Pangandaran, myPangandaranNews - Tepatnya di destinasi wisata Karang Tirta Parigi terdapat deretan bangunan tradisional dan tunggu pengopenan pengolahan batok kelapa yang mulai beroperasi dari tiga bulan yang lalu, tak kurang dari 30 orang karyawan dari warga sekitar serta banyak lagi anak-anak seumuran sekolah sesekali datang dengan membawa batok kelapa yang sudah dikupas untuk ditukar dan dihargai Rp.500; per batok kelapa.
Kang Asep Waton yang merupakan penggagas berdirnya Saung Kelapa tersebut, dikatakan Pangandaran melimpah akan hasil kelapanya dan belum termanfaatkan secara maksimal, serta peluang kerja masyarakat yang masih sangat minim dan dirinya bersyukur dapat memberdayakan masyarakat meski dengan berbagai keterbatasan yang ada.
Kelapa yang telah jatuh dari pohonya akibat dimakan tupai yang dulunya merupakan limbah dan hanya digunakan sebagai pengganti kayu bakar kini di dimanfaatkan menjadi berbagai produk olahan kerajinan mulai dari lampu kamar, gantungan kunci, gelas, hingga bahan lantai. Disana kita dapat melihat prosesnya secara langsung mulai dari bahan mentah berupa kelapa yang masih utuh, kemudian di kupas dan di haluskan kemudian di oven, dipotong dan dijadikan kerajinan hingga menjadi produk jadi.
Saung kelapa tersebut berpotensi juga menjadi tujuan wisata edukasi para wisatawan ketika berkunjung ke Pangandaran khususnya ke destinasi Karang Tirta, yang sejak dulu hanya terkenal dengan muara dan wisata pesisir pantainya. Kedepan harapanya produk kerajinan batok kelapa menjadi terkenal dan menjadi salah satu oleh-oleh khas dan rantai pemasaranya menjadi lebih mudah, serta pemberdayaan masyarakat akan terus berjalan.