Tak Lengkap Jika Tak Rafting di Green Canyon
Cijulang, myPangandaran.com - ASYIK dan menegangkan! Itulah ungkapan yang seusai ketika kita merasakan pengalaman rafting di
Green Canyon, di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis.
Adrenalin terus dipompa setiap melalui rintangan yang ada. Dari berenang
melawan arus, merambat bebatuan, hingga bersampan sembari memancing.
Untuk menuju lokasi Green Canyon, disediakan perahu di Dermaga
Ciseureuh, yang letaknya sekitar 31 kilometer dari objek wisata Pantai
Pangandaran. Perahu itu siap mengantarkan wisatawan dengan mengarungi
Sungai Cijulang terlebih dulu, yang ditempuh sekitar 15 menit.
Sepanjang perjalanan di sungai yang memiliki lebar sekitar dua puluh
meter ini, banyak pemandangan alam eksotis yang bisa dinikmati. Apalagi,
sungai dengan air menghijau itu memiliki jalur yang berkelok dan berada
di antara hutan lindung yang masih lebat. Namun, keindahan itu ternyata
belum seberapa.
Perahu akan berhenti tepat di bawah jembatan tanah, yang sering disebut
sebagai Cukang Taneuh. Pemandangan di sini lebih menakjubkan. Sungai
Cijulang membelah tebing bebatuan yang makin menyempit dan menyimpan
keindahan. Di sinilah tantangan yang sebenarnya.
Mulai di bawah jembatan tanah ini, percikan air dari tebing terus
mengalir. Percikan air ini disebut sebagai hujan abadi karena tidak
pernah berhenti. Untuk terus menempuh sungai dan masuk di antara tebing, wisatawan harus
berenang. Tepat di bawah jembatan tanah, sudah ada dua tali yang
dipasang untuk menahan badan wisatawan dari derasnya arus. Ini baru
awal. Wisatawan yang ingin terus melanjutkan perjalanan harus didampingi
pemandu dan mengenakan pelampung.
Setelah membenamkan diri ke dalam sungai, wisatawan harus berenang melawan arus dan meraih batu- batu besar. Tribun berkesempatan
untuk mencoba tantangan ini, dengan dua pemandu yang berasal dari Guha
Bau Body Rafting. Satu pemandu menjadi penunjuk jalan, sedangkan pemandu
lainnya membawa perlengkapan kamera.
Untuk mencapai satu batu satu ke batu lainnya, kami harus melalui
perjuangan yang berat. Tidak hanya berenang, tapi juga melangkah dan
menempel di tebing-tebing batu. Pemandu di depan juga bersiap menarik
dengan tali, saat berenang melawan arus.
Setelah menaklukkan rintangan melawan arus dan merambat di tebing selama
beberapa ratus meter, ada sebuah batu besar. Batu ini berada di
ketinggian sekitar lima meter, dan dari atas tebing keluar percikan air
deras. Batu ini biasanya digunakan untuk berfoto. Untuk kembali
melanjutkan perjalanan, wisatawan harus melompat ke sungai.
Perjalanan berakhir di Kolam Putri. Untuk menuju kolam ini, kami harus
mendaki tebing sekitar tujuh meter. Kolam kecil ini adalah genangan air
yang ada di tepi tebing. Airnya pun sangat dingin dibandingkan dengan
air sungai.
Menurut seorang pemandu, Gunawan, air di Kolam Putri tidak bertambah
ataupun berkurang. "Kalau wisatawan yang datang dari Jawa Timur dan Jawa
Tengah, pasti mau mengambil air dari Kolam Putri untuk diminum. Mereka
percaya air ini bisa menyembuhkan penyakit kanker dan asma," kata pria
berusia 19 tahun ini. Bahkan, ada pengunjung dari Jakarta yang langsung
meminum air setelah sampai di Kolam Putri.
Sejenak berada di Kolam Putri, kami akhirnya kembali menuju jembatan
tanah. Untuk menuju berkumpulnya perahu itu, kami harus melalui
rintangan terakhir, yaitu berenang mengikuti arus. Lagi- lagi,
tantangan ini juga memacu adrenalin karena kami harus menghindari batu
di tengah sungai. Namun, pemandu siap memberitahukan di mana letak
bebatuan agar bisa dihindari.
Setelah mengarungi beragam tantangan, kami menuju sebuah tempat
peristirahatan di tepi sungai. Di tempat ini, ikan bakar berikut sambal
kecap menjadi santapan siang, sebelum akhirnya kembali menuju awal
pemberangkatan di dermaga. Benar-benar pengalaman wisata yang tidak
terlupakan.
Kawasan wisata Green Canyon di Kabupaten Ciamis ini mulai dikembangkan
pada 1989. Nama Green Canyon mulai dipopulerkan turis asal Prancis dan
Swiss, yang bernama Frank dan Astrid, yang datang ke Cukang Taneuh pada
1990. Letaknya berdekatan dengan Pantai Batu Karas atau sekitar 31
kilometer dari Pantai Pangandaran.
Saat ini, sudah ada puluhan perahu yang siap mengantar hingga jembatan
tanah dari Dermaga Ciseureuh dengan tarif Rp 75 ribu per orang. Satu
perahu maksimal memuat lima penumpang, dengan dua operator.
Mereka yang sekadar ingin menikmati Green Canyon dari jembatan tanah
cukup menyewa satu perahu. Namun, bagi yang ingin melakukan rafting, ada Guha Bau Body Rafting yang siap memandu wisatawan.
"Kami siapkan satu paket per lima orang, dengan biaya Rp 875 ribu.
Wisatawan akan dipandu dua orang plus makan siang, tiket masuk dan
perahu, dan juga asuransi. Kami juga menyediakan kamera antiair untuk
dokumentasi," ujar pengelola Guha Bau Body Rafting, Mahmudin. (Tribun)