myPangandaran News | Berita Pangandaran Terkini

Dua Tanggul Kedungpalungpung Jebol

pada Jum'at, 01 Oktober 2010 08:50 WIB

Padaherang, myPangandaran.com - Banjir di Padaherang, Ciamis yang menyebabkan ratusan hektare padi di Blok Grendel Desa Ciganjeng Kec. Padaherang dan Blok Kedungpalungpung Desa Tunggilis Kec Kalipucang terancam puso, ternyata diakibatkan dua tanggul di Sungai Kedungpalungpung (anak Sungai Cirapuan) jebol.

Menurut Harun (45), pemilik sawah di Blok Grendel, jebolnya tanggul yang mengarah ke pesawahan di wilayahnya, terjadi sekira 2 minggu lalu, namun baru diketahui Selasa kemarin. Jebolnya tanggul diduga karena tanggul tidak mampu menahan dorongan air sungai.

“Panjang tanggul yang jebol sekira tiga meter. Setelah jebol, air kemudian mengalir deras ke pesawahan sehingga merendam tanaman padi siap panen di Blok Gerendel Desa Ciganjeng seluas 120 hektare,” ujarnya, Rabu (29/9).

Udis (50), warga Kedungpalungpung, Desa Tunggilis menambahkan, banjir yang menggenangi tanaman padinya juga akibat tanggul jebol di Sungai Kedungpalungpung. Jebolnya tanggul, kata dia, diduga terjadi sejak satu bulan lalu, tetapi sampai sekarang belum juga diperbaiki.

Khusus tanggul yang jebol, menurut Udis, warga sebenarnya sudah berkali-kali memperbaiki dengan cara swadaya. Ternyata tidak pernah baik hasilnya. Karena itu, warga berharap agar BBWS Citanduy dan pemerintah segera melakukan normalisasi sungai.

Dihubungi melalui telefon selularnya, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy Ir. H. Agus Rahardjo mengakui bawah banjir yang melanda ratusan hektare sawah di Padaherang dan Kalipucang akibat ada tanggul di sungai yang jebol.
Atas hal itu, pihaknya akan segera menangani tanggul-tanggul yang jebol itu secara darurat. “Bobolan di saluran drainase akan segera kita tangani secara darurat,” katanya.

ia mengatakan, sungai tersebut memang seharusnya dinormalisasi seperti diharapkan warga. Akan tetapi, BBWS Citanduy tidak memiliki dana untuk normalisasi, khususnya untuk pembebasan tanah warga. Pihaknya baru bisa melakukan normalisasi, jika ada sharing penyediaan dana untuk pembebasan tanah, baik dari Pemkab Ciamis maupun masyarakat.
“Kami juga prihatin dengan banjir yang terjadi dan menimpa pesawahan. Namun apa daya. Pasalnya, daerah yang terkena banjir merupakan dataran rendah atau rawa. Tinggi muka tanahnya di bawah rata-rata muka air banjir Sungai Citanduy,” kata Agus.

Sumber PikiranRakyat

#