Imam dan Arif, Dua Pemuda Pangandaran Sukses Kembangkan Seni Hadrah
Dua pemuda asal Desa Sidomulyo Kecamatan Pangandaran sukses mengembangkan seni hadrah di Kabupaten Pangandaran, bahkan keduanya sempat dikupas di website resmi Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di tanah air. Keduanya berperan dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hadrah di Pangandaran.
Bagi sebagian orang nama Imam Ibnu Hajar sebenarnya tidak asing bagi warga Pangandaran, Imam pernah menjadi Ketua Panwaslu Kabupaten Pangandaran, sementara adiknya Arif Rahman Hakim aktif dalam berbagai kegiatan IPNU di Pangandaran.
Seperti dikutip dari website NU, Selain aktif dalam pergerakan IPNU di Pangandaran, keduanya bersama-sama mendirikan Majelis Hidayatus Shalawat (HS) pada Februari 2010. Majelis tersebut merupakan wadah para pemuda dan anak-anak pecinta shalawat.
Majelis didirikan berawal dari sekumpulan remaja masjid yang menjalankan rutinitas pembacaan Maulid Al Barjanzi, serta berbekal pengalaman saat mengaji di Pesantren Krapyak Yogyakarta. Keduanya lalu mengajak para remaja masjid tersebut untuk belajar memainkan alat musik hadrah.
Imam menuturkan bahwa awalnya mengumpulkan dana secara swadaya di lingkungan masjid Al Hidayah, Sidomulyo. Setelah terkumpul akhirnya digunakan untuk membeli satu set alat hadroh.
Dengan semangat dan latihan terus menerus, akhirnya para remaja masjid tersebut dapat memainkan alat musik hadrah dan rutin mengiringi setiap Maulid Al Barjanzi digelar.
Seiring berjalannya waktu serta terinspirasi oleh Majelis Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, mereka memutuskan untuk mengembangkan syiar shalawat dengan mendirikan HS. Deklarasi kehadiran mereka diusung dengan misi 'Memasyarakatkan shalawat dan menshalawatkan masyarakat'.
Dari rutinan mingguan setiap malam Selasa, kemudian berkembang menjadi rutinan bulanan setiap malam Ahad Pon dengan konsep roadshow ke masjid-masjid yang ada di Desa Sidomulyo. Adanya tanggapan positif dari masyarakat, rutinan bulanan ini berkembang hingga ke masjid-masjid di wilayah Kecamatan Pangandaran dan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Pangandaran.
Pada usianya yang kedelapan tahun, saat ini tidak kurang 75 remaja dan anak-anak yang tergabung dalam Majelis HS. Selain itu terdapat 15 grup hadrah HS binaan di wilayah Pangandaran.
Salah satu hal yang menarik adalah konsep pemberdayaan yang mereka terapkan. Selain syiar melalui lantunan shalawat dan irama hadrah, anggota HS juga dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan sesuai bakat masing-masing. Beberapa di antara mereka ada yang menekuni seni sablon, kerajinan tangan, perbengkelan. Ada pula yang aktif mengembangkan usaha tour&travel, even organizer dan entertainment.
Keberhasilan dua bersaudara dalam mengembangkan seni hadrah, tidak terlepas dari darah seni yang diturunkan dari orang tua mereka.
Menurut cerita masyarakat sekitar, dulu ayahanda keduanya, merupakan salah satu pemain musik orkes Melayu pada masanya. Sedangkan sang ibu pernah menjuarai lomba MTQ tingkat Kabupaten. Bahkan kakek mereka pun dahulu terkenal sebagai penabuh genjring di Sidomulyo.