Home >

Festival Lestarikan Ronggeng Amen


Festival Lestarikan Ronggeng Amen

Parigi, myPangandaran.com - Dewan Kesenian Kecamatan Parigi bekerja sama dengan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Batuhiu kembali menggelar festival ronggeng amen dan seni ibing Sunda tahun 2010 di Pantai Batuhiu. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu (Sabtu-Minggu) diikuti enam peserta dari Padaherang, Pangandaran, Sidamulih dan Parigi.

Ketua penyelenggara festival ronggeng amen Yus Rusliadi mengatakan ronggeng amen merupakan kesenian khas wilayah Ciamis Selatan mulai dari Banjarsari, Padaherang, Pangandaran, Sidamulih, Parigi hingga Cimerak. Ronggeng amen merupakan pengembangan dari kesenian ronggeng gunung yang juga hanya ditemui di Ciamis Selatan. “Ronggeng amen merupakan penambahan atau melengkapi seni ronggeng gunung seperti penarinya lebih dari dua orang, gamelannya lengkap dan ada sinden. Sementara ronggeng gunung penarinya hanya satu merangkap sinden, alat musiknya hanya tiga jenis (kendang, bonang dan gong). Tapi, gerakan ronggeng dan ibingannya sama,” tuturnya.

Dalam festival kali ini, kata dia, dibagi dalam kategori juru ibing, juru kendang, juru kawih, juru soder (pengatur ronggeng) dan tata gending (grup secara keseluruhan). Sementara juri dipercayakan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi (dua orang) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten (satu orang).

Yus berharap festival ronggeng amen bisa dimanfaatkan oleh Disparbud Provinsi Jabar dan Disbudpar Kabupaten Ciamis untuk membenahi keberadaan rombongan ronggeng amen yang tidak terlegalisasi. “Ya, saat ini banyak rombongan yang hanya punya label grupnya, sementara pemainnya tidak punya. Kalau mendapatkan order manggung, mereka sibuk cari pemain. Inilah yang membuat persaingan tidak sehat,” tuturnya.

Harga standar untuk sekali pentas, kata dia, rombongan ronggeng amen saat ini sekitar Rp 3 juta. Namun karena banyak grup yang tidak memiliki pemain ronggeng harga bisa dibawah standar. “Persaingan jadi tidak sehat, banyak yang mempermainkan harga sehingga kesejahteraan pelaku seni tidak pernah tercapai. Kondisi ini berbahaya karena lambat laun seni warisan leluhur ini bisa ditingalkan,” tegasnya.
Yus berharap birokrasi segera menertibkan keberadaan rombongan atau grup ronggeng yang hanya ada di wilayah Ciamis Selatan. “Sekarang ada kemajuan, bagi rombongan yang ikut dalam festival ini akan mendapat SK dari Disbudpar (Ciamis), seperti yang kami usulkan,” terangnya.

Selain itu, tambah dia, diharapkan ada standarisasi harga pementasan ronggeng amen dari pemerintah. “Semestinya memang ada standarisasi harga, jika ada yang lebih bagus harga bisa tinggi itu sah-sah saja asal jangan malah turun karena ada persaingan tak sehat,” tandasnya -- RadarTasikmalaya







Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda
Banner Header

Berikan Komentar Via Facebook

Lainnya
Mau booking hotel, penginapan, travel dan tour? call 0265-639380 atau klik disini